Selama wabah ini, sebagian besar mahasiswa pulang kampung. Di kampung, kendala mahasiswa soal jaringan internet
Pontianak (ANTARA) - Sejumlah dosen dan mahasiswa di Kalbar mengungkapkan lambatnya jaringan internet menjadi satu kendala kuliah dalam jaringan (daring) selama wabah COVID-19 apalagi di daerah yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi.

"Kalbar terbagi 14 kabupaten dan kota, tidak semua terjangkau jaringan internet terutama di daerah. Bahkan sama sekali tidak ada jaringan internet. Selama wabah ini, sebagian besar mahasiswa pulang kampung. Di kampung, kendala mahasiswa soal jaringan internet," ujar satu di antara Dosen Politenik Negeri Pontianak (Polnep), Firdaus, S.IP, M. Sos di Pontianak, Sabtu.

Baca juga: Unhas beri subsidi pulsa untuk dukung kuliah daring

Ia menjelaskan dengan tidak ada signal atau jaringan tidak mendukung, maka mahasiswanya  tidak bisa mendengarkan materi secara daring dan tidak mengerjakan tugas.

"Mahasiswa yang pulang ke daerah dan di sana tidak memiliki signal mesti menempuh perjalanan ke daerah yang memiliki sinyal internet terlebih dahulu untuk bisa mengirim hasil penugasan," jelas dia.

Baca juga: Mahasiswa di Jambi lakukan kuliah daring untuk cegah corona

Ia menambahkan kuliah secara daring tersebut merupakan pola baru dan ada beberapa mahasiswa yang tidak siap.

Menurutnya, kuliah secara daring tidak efektif karena ketika dosen memulai jam mata kuliah tertentu menggunakan meeting room hanya segelintir mahasiswa yang fokus dan mendengarkan.

"Kemudian ada mahasiswa yang hanya mengisi absensi saja namun tidak mengikuti proses jam kuliah tersebut serta mahasiswa juga tidak dapat bertanya secara langsung kepada dosen. Sehingga mahasiswa tidak begitu paham dengan materi yang disampaikan," jelas dia.

Baca juga: 17.650 mahasiswa ULM aktif kuliah daring di tengah wabah corona

Sementara itu, satu di antara mahasiswa Polnep, Rike menyebutkan selama kuliah secara daring tentu menggunakan kuota yang besar. Belum lagi terkendala jaringan terutama di desa atau kampung.

"Kemudian kita tidak adanya toleransi keterlambatan waktu pengumpulan tugas via google classroom, pernah telat hanya beberapa menit karena jaringan," jelasnya.

Ia menambahkan kuliah secara daring, tugas jalan terus, tapi tidak ada diskusi sehingga kesannya bukan kuliah tapi tugas secara daring.

"Kita juga khawatir tugas yang telah dikumpulkan via email terkirim atau belum dikarenakan tidak mendapat konfirmasi langsung terkirim atau belumnya tugas tersebut. Selain itu untuk materi yang dikirim langsung melalui suara ataupun berupa putaran video melalui Youtube terkadang terkendala dengan volume suara," kata dia.

Baca juga: Antisipasi COVID-19, ITERA berlakukan kuliah daring dan tunda wisuda



Pewarta: Dedi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020