Jakarta (ANTARA) - Huawei bersama dengan mitra-mitranya yang tergabung dalam Koalisi Edukasi Global UNESCO, yaitu UNESCO IITE dan UNESCO-ICHEI, meluncurkan "Learn ON Program" melalui pemanfaatan teknologi TIK yang dapat diakses oleh berbagai kelompok dari berbagai wilayah selama pandemi virus corona, COVID-19.

Sebagai bagian integral dari UNESCO, Director UNESCO IITE, Zhan Tao mengatakan IITE dan para mitra di seluruh dunia bekerja sama saling bahu-membahu di bawah inisiasi bertajuk "Combat COVID-19: Keep Learning Together, We Are on the Move!"

"Dalam inisiasi tersebut, kami berbagi pengalaman, studi kasus, dan sumber daya, agar upaya-upaya bersama yang kami lakukan dapat berjalan efektif dan mampu menjangkau seluas mungkin," ujar Zhao Tan, dalam webinar, Sabtu.

Lebih dari 1,5 miliar pelajar di seluruh dunia terdampak oleh adanya kebijakan penutupan institusi-institusi pendidikan selama pandemi COVID-19 masih berlangsung.

Pakar dari UNESCO IITE, Svetlana Knyazeva, menyarankan agar universitas-universitas, perusahaan-perusahaan besar, dan organisasi-organisasi pendidikan membuka sumber-sumber pembelajaran mereka.

Selanjutnya, juga menggelar kursus online yang dapat diakses secara terbuka oleh partisipan dalam jumlah yang tak terbatas (Masif Open Online Courses, MOOC) agar makin banyak lagi institusi pendidikan yang terbantu dalam melakukan edukasi online.

Untuk memitigasi dampak langsung yang ditimbulkan, UNESCO telah meluncurkan Koalisi Edukasi Global yang melibatkan organisasi-organisasi internasional, masyarakat sipil, dan perusahaan-perusahaan besar untuk bersinergi di dalamnya.

Sebagai salah satu anggota dari Koalisi Edukasi Global UNESCO, Huawei telah berkomitmen mengkontribusikan teknologi yang dikembangkannya untuk dapat didayagunakan oleh masyarakat luas.

Selama masa krisis, Huawei akan menyediakan dukungan dalam bentuk pendanaan, beragam platform terbuka, dan sumber daya-sumber daya edukasi berkualitas tinggi yang dapat didayagunakan secara cuma-cuma tanpa kami kenakan biaya.

"Kami juga akan menyelenggarakan berbagai aktivitas pengajaran, ujian, pelatihan, komunikasi, dan pengembangan sumber daya," kata Bradd Feng, Director Talent Ecosystem Development Dept., Huawei.

Salah satunya, lanjut Bradd Feng, dengan memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Huawei ICT Academies di seluruh dunia serta penyelenggaraan pembelajaran online.

"Kami berharap dapat meminimalkan kendala yang dapat mengganggu proses belajar siswa selama berada di rumah," ujar dia.

Huawei lewat Huawei ICT Academy Development Incentive Fund (ADIF) menyediakan 5 juta dolar AS untuk mendukung berbagai kegiatan seperti kursus online, pelatihan online, dan eksperimen online, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menjadi mitra Huawei.

Tidak hanya itu, lebih dari 130 sumber MOOC akan dibuka, meliputi bidang-bidang canggih seperti Artificial Intelligent (AI), big data, 5G, dan Internet of Things (IoT).

Selain itu, Huawei juga akan menyediakan lebih dari 100 Train the Trainer (TTT) online mulai April hingga Desember, yang diharapkan sebanyak lebih dari 1.500 guru berpartisipasi dalam pelatihan ini. Huawei menargetkan sebanyak 50.000 mengikuti pelatihan tentang belajar mandiri, serta kursus-kursus dan kelas-kelas secara online.


Baca juga: Dolar naik, ini kata Huawei soal harga ponselnya di Indonesia

Baca juga: Huawei P40 Pro resmi meluncur di Indonesia, ini harganya

Baca juga: Huawei siapkan aplikasi panggilan video MeeTime

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020