Jakarta (ANTARA) - Uskup dari Keuskupan Agung Jakarta menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini merupakan peringatan agar manusia menjaga harmoni alam dan bukan merusaknya.

Uskup Ignatius Kardinal Suharyo dari Keuskupan Agung Jakarta menyampaikan pesan dalam misa pontifikal di Hari Raya Paskah 2020 di Jakarta, Minggu, bahwa perayaan Paskah 2020 adalah Paskah Ekologis karena bersamaan dengan pandemi virus corona di seluruh dunia.

Baca juga: PGI: Terpapar virus corona bukanlah aib atau kutukan Tuhan

Ignatius menyebutkan bahwa penyebab terjadinya pandemi virus di dunia yang dikarenakan reaksi natural atas kesalahan manusia secara kolektif kepada alam. Alasan itu disebutnya masuk akal budi dan akal iman.

"Dalam bahasa iman wabah antara lain disebabkan oleh dosa ekologis. Yang dimaksudkan kira-kira begini, wabah muncul karena manusia telah merusak tatanan dan harmoni alam. Perusakan alam itu membuat alam tidak seimbang lagi dan ini mempunyai akibat yang sangat luas dan beragam," kata dia.

Dia menyebut seharusnya alam memiliki caranya sendiri untuk meredam wabah. Tetapi ketika nafsu keserakahan dan kesombongan manusia telah merusak alam, wabah menjadi tidak terbendung.

Baca juga: Kardinal Suharyo pimpin doa untuk masyarakat terdampak COVID-19

"Wabah menyadarkan bahwa manusia adalah ciptaan yang rapuh, yang tidak mungkin bertahan jika alam ciptaan lainnya dihancurkan," kata Ignatius.

Kendati demikian, wabah COVID-19 yang terjadi di Indonesia ini telah menumbuhkan rasa kerelaan berkorban dan tumbuhnya solidaritas sesama manusia di Indonesia. Ignatius menyebut tumbuhnya solidaritas sesama manusia itu adalah Paskah yang nyata. Dia berharap kerelaan berkorban dan solidaritas itu agar tidak hilang walau pandemi COVID-19 juga berakhir.

Ignatius juga berharap agar manusia memulihkan alam yang rusak, merawat dan menjaganya sebagai ibu bumi, rahim kehidupan yang sejahtera.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020