Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Prof Asep Saefuddin mengatakan penanganan pandemi COVID-19 harus dilakukan secara cepat, menyeluruh dan melibatkan semua lapisan masyarakat.

"Penanganan pandemi COVID-19 harus menyeluruh dari hulu ke hilir, dan kolaboratif semua unsur secara horizontal dan vertikal," ujar Asep dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.

Dia menambahkan di sisi hulu, para ahli kesehatan baik ahli biologi dan virologi harus segera menemukan anti serum sebagai anti COVID-19, agar manusia punya pertahanan diri saat virus itu sudah masuk ke dalam tubuh manusia.

Baca juga: Keuskupan Agung: Pandemi COVID-19 peringatan agar manusia menjaga alam

"Saya yakin para ahli yang berkaitan dengan kesehatan bisa mendapatkan antigen yang bisa disuntikkan atau jadi bahan minuman kesehatan. Selain melalui upaya peningkatan daya tahan tubuh untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan jamu, vitamin dan lainnya," terang dia.

Jika anti COVID-19 itu ditemukan maka dapat diberikan terutama ke para tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien COVID-19.


Di sisi ekonomi, dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka akan berdampak pada kehidupan para pedagang kaki lima hingga ojek daring. Begitu juga dengan pengusaha sektor informal yang juga terpukul akan pandemi itu.

"Untuk itu perlu ada bantuan langsung kepada mereka, sehingga kebutuhan pokok selama wabah ini jangan sampai terbengkalai. Saya pikir kelompok ini harus dipikirkan pemerintah," jelas dia.

Baca juga: Ada warga Padang tantang petugas saat diingatkan untuk pakai masker

Pada saat PSBB, mereka tidak boleh ke luar tetapi sembakonya harus terpenuhi. Sehingga tidak ada alasan mereka ke luar mencari nafkah selama ada pandemi.

Untuk perguruan tinggi, lanjut dia, umumnya kampus fokus pada mahasiswa yang terkena dampak COVID-19. Sejumlah perguruan tinggi memberikan bantuan pulsa untuk pembelajaran daring.

Selain itu, kampus juga menggerakkan alumninya untuk membantu penggalangan sembako bagi mahasiswa yang orang tuanya terkena dampak.

"Gotong royong di tingkat RW juga perlu digerakkan. Ini masanya kita bersatu. Buang jauh-jauh pikiran politis dalam menghadapi virus ini," imbuh Asep.***3***

Baca juga: Indonesia sudah memproduksi obat COVID-19? Cek faktanya
Baca juga: Batam sudah bisa tes PCR COVID-19 sendiri
Baca juga: Tercatat 5.595 mahasiswa Unud mengakses aplikasi pendataan COVID-19

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020