Yogyakarta, 23/5 (ANTARA) - Komunitas Sarkem Yogyakarta mengangkat esai sastra karya mendiang Umar Kayam untuk diinterpresentasikan dalam bentuk pemanggungan sastra yang akan dipentaskan dengan judul "Baca Kolom Umar Kayam: Mangan Ora Mangan Kumpul".

"Naskah yang akan dipanggungkan di Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta, 4 Juni 2009 itu adalah tulisan kolom Umar Kayam yang sebelumnya pernah dimuat di SKH Kedaulatan Rakyat," kata koreografer pementasan Eko B Saputra di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, esai Umar Kayam yang sebelumnya dimuat di kolom "Glenyengan" SKH Kedaulatan Rakyat merupakan jenis esai yang termasuk dalam kategori esai sastra.

Pemunculan tokoh Pak Ageng pemilik rumah, Mr Rigen selaku kepala pembantu rumah tangga, Ms Nansiyem, Beni Prakoso, Pak Joyoboyo, dan lainnya beserta dialog, latar, tema, sudut pandang, membuktikan bahwa esai Umar Kayam adalah sebuah karya sastra.

Ia mengatakan, sebuah karya sastra yang bersifat lisan, perlu dipresentasikan dalam bentuk pemanggungan. Selain untuk eksistensi, pemanggungan sebuah karya sastra merupakan salah satu bentuk interpretasi karya sastra tersebuti.

"Oleh karena itu, muncullah yang namanya pembacaan puisi, cerpen, novel, musik puisi, deklamasi, `text reading`, `strory telling`, monolog, dan jenis pemanggungan sastra lain," katanya.

Menurut dia, esai dalam sebuah kolom surat kabar merupakan salah satu bentuk karya sastra yang layak mendapat perlakuan yang sama untuk dipresentasikan dalam bentuk pemanggungan.

Namun, perlu ditakar terlebih dulu nilai kesusastraan sebuah esai sehingga pantas untuk disebut sebagai karya sastra.

"Esai yang termasuk kategori karya sastra adalah esai yang dalam teknis penceritaannya memasukkan unsur karya sastra di dalamnya.Unsur-unsur tersebut antara lain alur, penokohan, latar, tema, dan sudut pandang," katanya.

Pementasan itu melibatkan Eko Bowo Saputro sebagai pemain utama, koreografi dan pantomim digarap Andi "Pepok" Novantoro, musik oleh Burhan Fanani, setting oleh Ika Yudhi, tata lampu oleh Naratungga, pembimbing proses Hary Leo AR, dan sutradara Erang Risanto.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009