"Lagu ini tidak pernah menjadi soundtrack dan gambaran dari kejadian apa pun. Tapi karena kejadian kemarin, lagu itu diputar terus," ujar vokalis Seventeen itu dalam Live Streaming Instagram, Selasa.
Ifan mengatakan awalnya tidak ada masalah dengan lagu "Kemarin", namun kini ia merasa sakit hati saat mendengarkannya.
Lagu "Kemarin" dirilis pada tahun 2016 atau dua tahun sebelum peristiwa tsunami Selat Sunda. Lagu tersebut selalu diputar berulang-ulang untuk mengenang para personel Seventeen yang telah tiada yakni M. Awal Purbani (Bani - bassis), Herman Sikumbang (Herman - gitaris), Windu Andi Darmawan (Andi - drummer).
"Lagu sekarang jadi menggambarkan tentang peristiwa tsunami yang kita hadapi padahal sebelumnya fine-fine saja dengan lagu itu," lanjutnya.
Ifan mengaku kesal jika bertemu dengan seseorang yang menyanyikan lagu tersebut di hadapannya. Menurutnya, ada perasaan tidak enak mendengarkan "Kemarin".
"Yang cukup menyebalkan setelah kejadian itu, orang-orang tiap ketemu gue nyanyi lagu 'Kemarin' karena pengin menunjukkan simpatinya. Padahal menurut gue itu nyakitin banget, sebenarnya ada hal-hal yang cukup nyakitin buat gue," jelas pemilik nama asli Riefan Fajarsyah itu.
Ifan adalah satu-satunya personel Seventeen yang selamat dari peristiwa tsunami. Selain ketiga rekan bandnya, Oki Wijaya (road manager), Ujang (kru) dan Dylan Sahara (istri dari Ifan) juga meninggal dalam tragedi itu.
Baca juga: Film dokumenter Seventeen "Kemarin" tunda jadwal tayang
Baca juga: Syuting film "Kemarin" jadi proses penyembuhan Ifan Seventeen
Baca juga: Ifan Seventeen sisir Tanjung Lesung, cari keberadaan sang istri
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020