distribusi akan didukung dengan keseluruhan rantai logistik, termasuk warehouse Blibli yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga dapat menjangkau pelanggan di Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menggandeng Blibli.com sebagai salah satu layanan belanja daring untuk bekerja sama dengan para penggiling guna memudahkan penyediaan dan distribusi beras ke masyarakat, terutama di masa pandemi COVID-19.

Melalui Program Komando Strategi Penggilingan (Kostraling), Kementan secara resmi melakukan penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.

"Pada masa wabah COVID-19 ini ada, dua agenda utama yang menjadi prioritas utama negara, yaitu kesehatan dan pemenuhan pangan. Meskipun ada wabah, petani diminta tetap semangat dan Kementan akan memberikan bantuan untuk memperlancar produksi," kata Syahrul di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa.

Baca juga: Antisipasi harga gabah jatuh, Kementan kaji bantuan selisih harga

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi dengan CEO Blibli Kusumo Martanto dalam hal pemanfaatan jasa penyediaan dan distribusi beras melalui platform online Blibli.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Blibli, Kusumo Martanto mengapresiasi kepercayaan Pemerintah dalam hal ini Kementan sebagai e-commercial partner eksklusif untuk mendukung ketersediaan bahan pangan beras bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Blibli berharap dengan kualitas tim terbaik, sarana dan prasarana, serta teknologi yang dimiliki dapat memberikan dukungan yang maksimal serta memudahkan upaya Pemerintah dalam menyediakan bahan pangan beras," kata Kusumo.

Ia menambahkan distribusi akan didukung dengan keseluruhan rantai logistik, termasuk warehouse Blibli yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga dapat menjangkau pelanggan di Indonesia

Distribusi beras melalui teknologi, salah satunya melalui Blibli ini dilakukan sejalan dengan puncak panen raya yang terjadi pada April ini dengan luas diperkirakan sekitar 1,73 juta hektare (ha) atau setara produksi 5,27 juta ton beras.

Panen raya juga berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta ha atau setara dengan produksi 3,81 juta ton beras.

Baca juga: Distribusi produk ternak dan unggas, Kementan gandeng Grab

Dalam masa panen raya ini, Kementan akan mengantisipasi agar harga gabah di tingkat petani tidak jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).

Salah satu menjaga kestabilan harga gabah, yakni melalui Kostraling (Komando Startegi Penggilingan Padi) dan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.

Rata-rata harga di tingkat petani pada Maret lalu berkisar Rp4.600/kg. Sementara itu, sesuai Permendag No 24 Tahun 2020 yang baru HPP GKP di tingkat petani naik sebesar Rp4.200/kg.

"Kami meminta daerah segera menyerap KUR dan meminta daerah mengawal agar harga jangan sampai di bawah HPP," kata Mentan Syahrul.

Baca juga: Puncak panen raya, Kementan sebut produksi beras capai 5,27 juta ton

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan kerja sama ini untuk memudahkan akses konsumen membeli beras melalui jasa aplikasi online, sekaligus membantu menyerap gabah petani agar tidak di bawah HPP.

Hal itu dilakukan dengan menggandeng penggilingan padi untuk membeli gabah petani dan kemudian memasok beras untuk dijual melalui Blibli.

"Kami meminta  Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan kabupaten juga mendampingi Kostraling penggilingan untuk akses KUR sehingga mampu menyerap gabah petani," kata Suwandi.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020