Jakarta (ANTARA) - EFL, operator kompetisi sepak bola Inggris tiga divisi di bawah Liga Premier, pada Selasa mengumumkan kesepakatan bersama serikat pesepak bola profesional, PFA, mengenai rekomendasi pemotongan gaji guna mengurangi dampak ekonomi pandemi virus corona.

Dalam kesepakatan yang diumumkan dalam laman EFL itu, disebutkan angka 25 persen sebagai nominal potongan yang berlaku hanya untuk gaji bulan April saja.

Baca juga: Tiga divisi di bawah Liga Premier butuh 56 hari rampungkan musim ini

EFL dan PFA sepakat pemotongan gaji itu memiliki dua syarat dan ketentuan, yakni pertama tidak berlaku bagi pemain yang gajinya setara atau kurang dari 2.500 poundsterling (Rp49,3 juta) per bulan.

Kedua, pemotongan gaji maksimal 25 persen tidak boleh membuat pemain menerima kurang dari 2.500 poundsterling per bulan.

EFL dan PFA menegaskan kesepakatan yang mereka keluarkan bersifat rekomendasi dan bukan perintah sehingga klub-klub divisi Championship, League One dan League Two tidak wajib segera mengambil langkah.

Baca juga: Pemain dan staf Southampton ikhlas dipotong gaji demi masyarakat

"Dipersilakan agar ada syarat-syarat tambahan disepakati di tingkat lokal antara klub dan para pemainnya," demikian tulis pernyataan resmi EFL dan PFA.

EFL dan PFA juga mengumumkan pembentukan sebuah gugus tugas yang berisikan enam kapten klub-klub League One dan League Two untuk melanjutkan dialog soal gaji pemain.

Selain bakal merancang strategi gaji pemain dan kelangsungan klub untuk jangka pendek (Mei dan Juni), gugus tugas ini juga akan membicarakan rencana jangka menengah proyeksi Juli hingga musim baru.

Baca juga: Tottenham Hotspur urung potong gaji para karyawannya
Baca juga: PFA anggap pemerintah Inggris demonisasi pesepak bola saat pandemi
Baca juga: Eks pejabat inggris bersimpati pesepak bola dipojokkan krisis corona

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020