Perseroan akan mengalokasikan 88 persen dari perolehan dana IPO setelah dikurangi biaya emisi untuk membeli tanah
Jakarta (ANTARA) - Harga saham PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) ditutup naik 42 basis poin atau 35 persen menjadi Rp162 per saham dari harga penawaran umum perdana atau IPO Rp120 per saham pada debut perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu.

Pada pembukaan perdagangan saham, saham emiten pergudangan tersebut langsung naik hingga Rp160 per saham dan bertahan cukup lama di puncak batas pergerakan harian (auto reject atas/ARA) Rp162 per saham. Pada penutupan pasar, saham BBSS sempat berfluktuasi namun berhasil ditutup pada posisi ARA di Rp162 per saham dan membentuk kapitalisasi pasarnya menjadi Rp777,6 miliar.

PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk pada hari ini resmi melantai di bursa dan menjadikan perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-25 di BEI tahun ini sekaligus menjadi perusahaan tercatat ke-690 di bursa sepanjang masa.

Pencatatan tersebut merupakan kelanjutan dari keberhasilan perseroan dalam melaksanakan IPO sejumlah 1,3 miliar lembar saham baru atau setara dengan 27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp120 lembar saham sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul adalah sebesar Rp156 miliar.

Saat ini kondisi pasar saham yang kurang kondusif tercermin dari turunnya harga saham dan berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun sebesar 26,2 persen hingga akhir pekan lalu.

Meskipun dalam keadaan kondisi pasar yang kurang kondusif, target dana raihan BBSS di atas Rp150 miliar yang ditetapkan di awal periode IPO, tetap dapat tercapai.

Direktur Utama Bumi Benowo Felix Soesanto menyatakan rasa syukur sebesar-besarnya bahwa terlepas dari kondisi global, regional maupun dalam negeri yang sedang dalam kondisi tidak kondusif akibat ancaman wabah COVID-19, proses bookbuilding dan penawaran umum telah berjalan dengan lancar.

Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO perseroan tersebut menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha perseroan.

Dengan hasil pooling di mana terdapat nilai kelebihan permintaan (oversubcribe) 25,44 kali, ia memang meyakini proses listing perusahaan akan berhasil.

"Perseroan akan mengalokasikan 88 persen dari perolehan dana IPO setelah dikurangi biaya emisi untuk membeli tanah seluas 58.719 m2 di Kebomas, Gresik, di Jawa Timur, yaitu senilai RRp 130,61 miliar, dan sisa dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja pengembangan usaha," ujar Felix.

Pembelian tanah yang akan dilakukan BBSS merupakan upaya menambah persediaan lahan (landbank) dan nantinya akan dibangun menjadi pengembangan area pergudangan.

Pada 2019, perseroan baru menambah landbank sebanyak 6.683 m2 dan 2.250 m2 sehingga setelah IPO, maka total landbank milik perseroan menjadi sekitar 10 hektar.

Selain menerbitkan saham, perseroan juga menerbitkan 650.000 waran sebagai pemanis (sweetener) bagi investor IPO perusahaan, dengan rasio 2:1 atau berarti setiap pembeli 2 lembar saham BBSS, investor akan mendapatkan 1 lembar waran.

Waran tersebut akan diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp200 dan dapat dieksekusi atau exercise oleh investor antara Oktober 2020 sampai dengan April 2021.

Selanjutnya berdasarkan laporan keuangan BBSS periode akhir September 2019, perseroan memiliki aset senilai Rp106,59 miliar yang terdiri dari aset lancar Rp83,55 miliar dan aset tidak lancar Rp23,04 miliar.

Laporan keuangan yang sama menunjukkan ekuitas BBSS tercatat sebesar Rp102,1 miliar dan liabilitas Rp4,49 miliar, yang juga menunjukkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity/DER) yang sangat rendah.

Pada periode yang sama, BBSS mencatatkan penjualan Rp20,36 miliar dan laba kotor 5,49 miliar, sedangkan laba bersihnya Rp3,94 miliar. Pendapatan tersebut naik 427,56 persen dari perolehan per akhir September 2018, di mana laba bersihnya naik 442,67 persen.

Di 2020, perseroan menargetkan kenaikan penjualan sebesar 579,1 persen dan kenaikan laba bersih sebesar 808,3 persen. Selain itu manajemen memberikan target untuk pembagian dividen meskipun baru tahun pertama di lantai bursa yaitu sebesar maksimal 20 persen dari laba bersih 2020.

BBSS optimistis target kinerja keuangan tersebut akan tercapai karena perusahaan meyakini bisnis perseroan akan ditopang bisnis e-commerce dan perusahaan logistik pihak ketiga (third party logistics/3PL) yang masih menjanjikan.

Industri-industri tersebut juga masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar karena didukung realisasi program tol laut pemerintah yang membantu distribusi barang di setiap pulau menjadi lebih efektif.

Faktor lain yang akan mendukung kinerja perseroan adalah lokasinya yang strategis (hanya berjarak 3 Km dari Pelabuhan Teluk Lamong, dan 2 Km dari Jalan Lingkar Luar Barat/JLLB) Surabaya serta potensi dikantonginya izin pusat logistik berikat (PLB).

Dalam proses IPO, BBSS sendiri menggunakan jasa dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Baca juga: Tiga perusahaan melantai bareng secara virtual di bursa
Baca juga: PSBB berlaku, BEI: Emiten harus bersiap

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020