Kita juga menyiapkan lauk siap saji, lauk kering seperti dendeng, abon biar awet dan sebagainya, itu program kita untuk membantu pariwisata
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan meluncurkan Program Lauk Kering sebagai program untuk membantu usaha sektor pariwisata, khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terimbas COVID-19.

"Kita juga menyiapkan lauk siap saji, lauk kering seperti dendeng, abon biar awet dan sebagainya, itu program kita untuk membantu pariwisata," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio di kantornya di Jakarta, Kamis.

Wishnutama menyampaikan hal tersebut seusai mengikuti rapat terbatas dengan tema "Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif" melalui konferensi virtual yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Presiden Jokowi: Tahun depan akan terjadi "boooming" pariwisata

Menurut Menparekraf, program tersebut merupakan bagian dari realokasi anggaran Kemenparekraf sebesar Rp500 miliar.

"Realokasi itu hanya untuk masa sekarang tanggap darurat. Beberapa sudah kita jalankan seperti mempersiapkan di hotel-hotel di Jabodetabek untuk tenaga medis, tapi ini bukan hal yang sederhana karena SOP kesehatan dari Kemenkes dan WHO harus tetap dipenuhi," ujarnya.

Menurut Menparekraf, hotel-hotel tersebut harus sanggup memenuhi persyaratan kesehatan agar jangan sampai malah menimbulkan masalah baru seperti menyebabkan petugas medis sakit.

Baca juga: Menparekraf fokus kebersihan destinasi antisipasi pariwisata "rebound"

"Nah ini hal-hal yang jadi prioritas kita di Kemenparekraf, lalu berbagai macam aktivitas seperti kita akan melakukan gerakan masker kain itu juga memberdayakan UMKM kita. Kita targetkkan dalam waktu dekat mencapai 1 juta masker kain, ini yang kita lakukan," papar Menparekraf.

Ia pun mendorong pemerintah daerah untuk ikut bekerja sama karena anggaran Kemenparekraf terbatas dan mengalami penyesuaian anggaran.

Untuk APBN 2020 anggaran Kemenparekraf yang tadinya Rp4,477 triliun berkurang menjadi Rp4,269 triliun atau berkurang Rp207,469 miliar.

Menurut dokumen presentasi Kemenparekraf kepada Komisi X DPR pada 6 April lalu melalui rapat konferensi jarak jauh, 34 provinsi telah menutup destinasi wisatanya sejak pertengahan Maret.

Baca juga: Menparekraf: Devisa pariwisata berpotensi anjlok 50 persen tahun ini

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020