Srinagar, India (ANTARA News) - Aksi-aksi terorisme yang dilakukan oleh para anggota kelompok garis keras Taliban di Pakistan adalah tidak Islami, kata seorang politisi Muslim garis keras yang berjuang untuk kemerdekaan Kashmir dari India, Sabtu seperti dikutip AFP.

Menyinggung membanjirnya serangan bom di kota-kota Pakistan barat laut Kamis, yang mengakibatkan 15 orang tewas, Syed Ali Geelani mengatakan kepada para wartawan, bahwa `serangan-serangan demikian dilarang di dalam Islam, karena membunuh orang-orang yang tak bersalah.`

"Islam adalah agama perdamaian, dan serangan seperti itu mencemarkan nama baik agama," kata Geelani, tokoh berusia 79 tahun, yang mendukung pemberontakan dua dasawarsa terhadap pemerintah India yang menguasai setengah  Kashmir.

Geelani, yang memimpin satu kelompok garis keras pada persekutuan separatis terbesar wilayah itu, Konferensi Hurriyat (kemerdekaan), menyerukan kepada Taliban agar mereka meletakkan senjata dan bersedia melakukan perundingan perdamaian dengan pemerintah Pakistan.

"Pemimpin Taliban perlu melepas aksi kekerasan dan menerima perundingan-perundingan damai untuk mencapai tuntutan-tuntutan mereka," kata Geelani.

Ia mengingatkan, bahwa pembunuhan terhadap `orang-orang yang tak bersalah tak bisa ditenggang rasa.`

Seperti banyak kelompok separatis yang meminta segera diakhirinya pemerintahan India atas bagian dari Kashmir itu, Geelani juga menentang perundingan-perundingan dengan New Delhi, sampai mereka mengakui Kashmir sebagai satu wilayah yang disengketakan.

Tahun lalu, Geelani adalah di antara para pemimpin demonstrasi-demonstrasi besar anti India di wilayah pegunungan Himalaya yang berpanorama indah, di mana lebih dari 50 pemrotes Muslim tewas.

Pemberontakan di Kashmir, yang dikuasai sebagian oleh Pakistan dan India namun diklaim sepenuhnya oleh kedua pihak, telah menelan lebih dari 47.000 jiwa sejak dimulainya pada tahun 1989.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009