Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengungkapkan keprihatinnya terhadap uji coba nuklir oleh Pemerintah Korea Utara, kata Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, Minggu.

"Ini adalah suatu hal yang akan dibahas (dalam pertemuan tingkat kepala negara perayaan hubungan ASEAN-Korea Selatan)," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu.

Menurut Dino, Indonesia menekankan perlunya menjaga stabilitas keamanan di kawasan Semenanjung Korea.

"Dan perlu terus dilakukan upaya-upaya (untuk menyelesaikan kasus itu) melalui perundingan six party talks," katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Minggu melakukan kunjungan kerja ke Pulau Jeju, Korea Selatan guna menghadiri pertemuan tingkat kepala negara dan kepala pemerintahan dalam rangka perayaan 20 tahun hubungan ASEAN-Korea Selatan, 1-2 Juni 2009.

KTT itu akan dihadiri oleh para kepala negara dan kepala pemerintahan 10 negara anggota ASEAN dan Korea Selatan.

Selain ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara, keberangkatan Presiden beserta rombongan juga berada dalam bayang-bayang ancaman virus influenza H1N1 atau flu babi.

"Itu memang menjadi pertimbangan, oleh karena itu selain seluruh delegasi memperoleh vaksin sebelum berangkat, di Korea Selatan juga rombongan Presiden hanya menghadiri KTT, tidak kemana-mana," katanya.

Korea Selatan mendukung usaha ASEAN untuk menciptakan "Zone of Peace, Freedom and Neutrality (ZOPFAN)" dan zona bebas nuklir di kawasan Asia Tenggara.

ASEAN juga mendukung usaha Korea Selatan dalam kerangka Six-Party Talks untuk menyelesaikan permasalahan nuklir di Korea Utara secara damai.

Pada Mei 2009, Korut meluncurkan satu rudal jarak pendek di lepas pantai timurnya, keenam sejak negara itu melakukan ujicoba nuklir.

Uji coba nuklir yang memperoleh kecaman dari negara-negara tetangganya di kawasan Asia Timur itu dikhawatirkan sejumlah pihak dapat memicu perlombaan senjata di kalangan negara-negara tetangga Asianya, sebagai konsekuensi bagi kestabilan kawasan.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009