Kita harus ingat bahwa 70 persen tenaga medis global adalah perempuan, sehingga perempuan justru berada di garda depan dalam penanganan pasien
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengedepankan peran perempuan dalam penanganan pandemi virus corona atau COVID-19, dalam pertemuan dengan para menlu perempuan dari sejumlah negara.

Pertemuan “Women Foreign Ministers' Meeting 2020” diselenggarakan secara virtual pada Kamis (16/4) dan diikuti oleh delapan menlu perempuan lain yaitu Marise Payne dari Australia, Alexandra Hill Tinoco dari El Salvador, Kamina Johnson-Smith dari Jamaika, Raychelle Omamo dari Kenya, Claudia Blum dari Kolombia, Kang Kyung-wha dari Korea Selatan, Maria Arancha Gonzalez Laya dari Spanyol, dan Ann Linde dari Swedia.

“Kita harus ingat bahwa 70 persen tenaga medis global adalah perempuan, sehingga perempuan justru berada di garda depan dalam penanganan pasien,” kata Menlu Retno dalam pertemuan tersebut, seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Kemlu RI, Jumat.

Lebih lanjut Retno menjelaskan bahwa 60 persen UMKM di Indonesia yang memproduksi masker, baju pelindung, dan hand sanitizer juga dimiliki oleh perempuan.

Dengan demikian, perempuan telah menciptakan lapangan kerja dan secara bersamaan menjamin ketersediaan alat kesehatan yang sangat penting bagi tenaga medis, kata dia.

Peran strategis perempuan menjadi semakin signifikan di tengah berbagai kebijakan untuk work from home atau stay at home.

“Merekalah aktor yang dapat mendidik komunitas untuk mengambil langkah preventif guna menekan penyebaran virus,” kata Retno.

Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno menggarisbawahi bahwa walaupun perempuan lebih rentan terpapar dampak negatif pandemi, perempuan terus tampil di depan, menjadi bagian dari solusi serta ujung tombak ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat di tengah pandemi.

Di akhir pertemuan, ia menggarisbawahi pentingnya dunia internasional untuk saling mendukung dan memberdayakan perempuan untuk menjadi bagian dari solusi melawan pandemi.

Menlu Retno juga mengingatkan pentingnya bagi pemerintah di berbagai negara untuk memperhatikan kebutuhan dan peran perempuan dalam berbagai intervensi dan kebijakan di tengah pandemi.


Baca juga: Soal penolakan jenazah, psikolog sebut warga butuh edukasi dan contoh

Baca juga: Kemenkes: Penggunaan APD "coverall" disesuaikan risiko penularan

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020