Banyak pekerja yang diharuskan masuk selama PSBB menggunakan transportasi KRL
Jakarta (ANTARA) - Penumpang di Stasiun Manggarai berharap kereta api listrik (KRL) tetap beroperasi selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Jabodetabek.

"Kalau bisa jangan sampai stop beroperasi lah, kereta kan transportasi paling kita andalkan," kata Destiani (30) warga Tangerang saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat sore.

Destiani karyawan bank swasta di kawasan Matraman, Jakarta Timur adalah pengguna kereta aktif selama 1,5 tahun. Setiap hari ia berangkat kerja dari Tangerang menuju Stasiun Manggarai begitu pula sebaliknya.

Menurut dia, kereta paling diandalkan karena efisien waktu, praktis, dan lebih aman dari pada menggunakan kendaraan pribadi.

"Kalau saat ini riskan rasanya naik kendaraan pribadi, apalagi ada PSBB gini, pasti ada pemeriksaan, apalagi kalau tidak satu KTP," katanya.

Selain lebih capek jika menggunakan kendaraan pribadi, Destiani juga khawatir dengan keselamatan dan keamanan berkendaraan pribadi di situasi saat ini.

Selain khawatir badan capek karena pandemi, juga khawatir dengan tingkat kriminalitas akhir-akhir ini.

"Apalagi napi-napi pada dilepaskan sekarang, banyak jambret juga, takutlah," kata wanita yang sudah menikah 1,5 tahun ini.

Baca juga: Wali kota dan Bupati Bekasi dukung penghentian sementara KRL

Baca juga: KRLmania harapkan Pemda beri kompensasi dampak penyetopan KRL

Baca juga: Fraksi Golkar DKI pandang tidak perlu stop sementara KRL


Menurut Destiani, perubahan jadwal kereta karena adanya pandemi saja sudah mengubah aktivitasnya sehari-hari, apalagi pekerjaannya sebagai karyawan bank adalah sektor yang dibolehkan tetap bekerja walau ada PSBB.

Hari-hari sebelum pandemi COVID-19, Destiani berangkat dari Tangerang pukul 06.40 WIB, masuk kantor dari jam 08.15 sampai dengan 17.30.

Selama pandemi, jam berangkat dari Tanggerang 05.50 WIB masuk kantor jam 09.00 dan pulang kantor jam 16.30 WIB.

Destiani beruntung kantornya memberlakukan sistem bekerja dari rumah secara bergiliran, yakni satu hari masuk satu hari libur. Sehingga masih tetap bisa rileks beraktivitas di tengah pandemi.

"Situasi saat ini aja dengan kondisi perjalanan kereta dibatasi sudah menguras tenaga, apalagi kalau distop tambah khawatir lagi," katanya.

Sejumlah pengguna kereta mengetahui informasi terkait penyetopan KRL Jabodetabek tanggal 18 April 2020 atas permintaan sejumlah kepala daerah di wilayah Bogor, Bekasi, Tangerang dan Depok.

Namun, para pengguna belum mengetahui apakah penyetopan operasional kereta benar akan dilakukan esok hari atau tidak.

"Tau sih informasinya mau distop tanggal 18 April, tapi belum tau apakah beneran distop atau tidak," kata Lando (31) karyawan swasta di kawasan Jakarta Kota.

Lando yang berdomisili di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengaku menggunakan kereta sebagai alternatif transportasi. Jika operasionalnya ditutup, maka ia akan beralih menggunakan kendaraan pribadi.

"Sebenarnya bagi saya tidak berpengaruh, saya jarang juga pakai kereta, sesekali saja kalau mau pulang ke Cibinong malas bawa motor sendiri. Tapi kasihan juga pengguna lain yang tidak semua memiliki kendaraan pribadi," kata Lando.

Kepala Stasiun Manggarai, Hendrik Mulyanto saat dikonfirmasi melalui pesan obrolan instana whatsapp mengatakan belum ada keputusan terkait penyetopan KRL Jabodetabek mulai besok.

"Belum ada perintah, sampai saat ini kereta masih beroperasi," katanya melalui pesan singkat.

Pantauan ANTARA di Stasiun Manggarai sore ini penumpang kereta Bogor dan Bekasi masih ramai oleh warga yang menaiki transportasi berbasis rel tersebut.

Kebanyakan mereka adalah pekerja yang tetap masuk kantor selama PSBB diberlakukan.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020