Jakarta (ANTARA News) - Pengamat tinju nasional, Syamsul Anwar Harahap menilai, jika ingin dikenal di publik Amerika Serikat, Chris John sebagai juara bertahan harus mampu membuka mata penggemar tinju di negeri Paman Sam itu.

"Chris John harus menang KO, dan jika gagal maka akan sulit, karena penggemar tinju di Amerika Serikat tidak menyukai gaya bertinju standar," kata Syamsul kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Syamsul mengatakan, Chris John saat ini sudah masuk dalam manajemen Oskar De La Hoya. Langkah yang ditempuh manajemen Chris John itu sudah tepat.

"Pilihan manajemen Chris John untuk memilih Golden Boy Promotion sebagai promotor sangat tepat, karena di publik Indonesia sendiri petinju asal Banjarnegara Jawa Tengah itu tidak laku dijual resikonya, apabila tiket tidak laku, Chris John harus membantu penjualan tiket seperti yang sekarang dilakukan," katanya.

Sehingga untuk mengangkat pamor petinju Chris John, menurut dia, perlu ditangani oleh Humas yang sangat profesional, sehingga nama Chris John benar-benar menyatu dengan masyarakat Indonesia.

"Saya melihat manajemen Chris John belum maksimal, padahal dia memiliki potensi di dalam negeri," katanya.

Ia mencontohkan bahwa rating tayangan langsung pertarungan Chris John, ternyata masih di bawah tayangan reality show di Televisi Swasta.

"Ternyata tayangan ChrisJohn jauh dibawah program reality show," katanya.

Berdasarkan rating per 1 Maret 2009, tayangan langsung Chris John hanya menempati posisi kelima dengan 5,6. Sementara Peringkat teratas ditempati program Reality Show Trans TV "Termehek-mehek", dengan raihan 10,4.

"Hal ini, harus disadari ternyata Chris John belum menjadi idola di negerinya sendiri," katanya.

Syamsul mencatat dalam sejarah tinju nasional, hingga kini belum ada yang menguntungkan mengelar pertandingan tinju.

Untuk pertarungan Ellyas Pical versus Khaosai Galaxi (Thailand), dari Rp 1,2 milaiar dana penyelenggaraan, hanya mendapatkan Rp 45 juta sebagai penjualan karcis.

"Dan saya pernah menangani pertarungan Chris John dua tahun lalu, pemasukan dari tiket masuk hanya Rp 47 juta," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009