Pont-a-Celles (ANTARA) - Dengan melancong sebagai salah satu jalan kehidupan bagi komunitas Sinti, warga negara Belgia Etienne Charpentier dan keluarganya mengatakan kebebasan mereka yang kini dibatasi akibat pandemi virus corona menjadi pukulan yang berat.

"Kehidupan tidak lagi sama, semua berubah dan terbalik kami tidak melakukan apa yang ingin kami lakukan lagi," kata Charpentier yang merupakan Presiden dari komisi nasional pelancong Belgia pada Reuters.

Komunitas Sinti merupakan komunitas Roma Eropa. Kala jutaan orang di seluruh benua terkunci di dalam rumah mereka untuk menghentikan penyebaran virus corona, para pelancong Belgia merasa sulit untuk tetap menetap di satu tempat tanpa dapat bergerak bebas.

"Rumah kami adalah trailer (rumah mobil) kami sehingga kami tidak memiliki banyak kemudahan tinggal di dalam ruangan, seperti yang kami lakukan di luar ruangan," kata Charpentier saat diwawancara di kamp yang berada di lapangan parkir mobil dekat bagian industri tua kota Pont-a-Celles.

Kesulitan terbesar yang dihadapi, ujarnya, adalah tidak dapat mengunjungi anggota keluarga di Prancis yang terdampak penyakit COVID-19.

"Ini adalah sesuatu yang berdampak pada kami, karena kami memiliki kehidupan berkeluarga, dan bagi kami kehidupan keluarga adalah sesuatu sakral, sesuatu yang penting," kata dia.

Para pelancong kemungkinan akan menjalani kehidupan tanpa bepergian selama beberapa minggu ke depan.

Pemerintah federal Belgia telah memperluas langkah-langkah pengendalian untuk menghentikan penyebaran virus corona hingga 3 Mei, dengan sedikit pelonggaran pembatasan untuk memungkinkan toko perbaikan rumah dan pusat taman untuk tetap buka, serta membatasi kunjungan ke wisma lansia.

"Ini tidak selalu mudah," kata Charpentier. Namun dia menambahkan: "Dengan waktu, kami akan beradaptasi."

Sumber: Reuters
Baca juga: Belgia punya robot yang membuat lansia tidak kesepian selama corona

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020