Bengkulu (ANTARA News) - Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) Provinsi Bengkulu terancam tidak lancar akibat pendangkalan alur masuk pelabuhan Pulau Baai.

Hasil keputusan rapat antara Pemprov Bengkulu, Dinas Perhubungan, Administrator Pelabuhan Pulau Baai dan PT Pertamina memutuskan bahwa empat hari ke depan, kondisi alur tidak bisa dilalui seluruh jenis kapal.

"Katanya menunggu pengerukan dimulai 5 Juni sementara pasokan BBM kita dari Pelabuhan Merak akan tiba besok," kata Kepala Operasi Pertamina Bengkulu, Sahirin Rasul, usai menghadiri rapat, Selasa.

Sahirin mengatakan meskipun pihak Administrator Pelabuhan Pulau Baai tidak menjamin keamanan kapal hingga empat hari ke depan, pihaknya akan tetap memandu kapal tanker berisi 1.600 ton BBM tersebut memasuki pelabuhan Pulau Baai.

Apalagi, kata Sahirin, selama ini kapal Pertamina sudah sering mengalami kandas di sekitar alur masuk pelabuhan dan ditarik kembali saat air laut pasang.

"Pada tahun 2008 kapal kita sering sekali kandas tapi biasanya lolos kembali saat air pasang," katanya.

Sahirin mengatakan, kebutuhan BBM untuk Provinsi Bengkulu per hari sebanyak 450 kilo liter jenis premium, 145 kilo liter jenis minyak tanah, 350 kilo liter jenis solar dan 18 kilo liter jenis avtur yang dipasok 24 kali per bulan.

Persediaan saat ini untuk premium cukup untuk 10 hari ke depan, minyak tanah untuk 16 hari ke depan, solar 10 hari ke depan dan avtur cukup untuk 20 hari ke depan.

"Tapi kalau ditunda pasokan ini akan membuat risiko kelangkaan BBM semakin tinggi makanya kita berharap pasokan dalam empat hari ini tidak terkendala," katanya.

Asisten II Setprov Bengkulu, Fauzan Rahim mengatakan agar Pertamina tidak mengambil risiko dengan kondisi pelabuhan yang dangkal karena akibatnya bisa fatal.

Untuk mempertahankan stok BBM, kata dia, Pertamina bisa memasok lewat darat seperti Lubuk Linggau dan Padang Sumatra Barat.

"Karena risikonya terlalu besar, kita hanya minta sampai tanggal 5 Juni karena pengerukan akan dimulai," katanya.

Fauzan juga berharap agar masyarakat tidak perlu khawatir terjadinya kelangkaan BBM karena stok saat ini masih cukup hingga alur bisa dilayari kapal setelah pengerukan dilakukan 5 Juni nanti.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009