Pekanbaru (ANTARA) - Warga binaan yang menghuni sejumlah lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Provinsi Riau ternyata mampu menghasilkan ribuan alat pelindung diri (APD) setiap hari untuk membantu masyarakat serta petugas kesehatan dalam menghadapi wabah Corona Virus Disease (COVID-19).

"Hidup di balik jeruji besi bukan berarti pasrah. Bukan berarti tak bisa berbuat apa-apa. Warga binaan Lapas dan Rutan kita juga bergerak untuk membantu Ibu Pertiwi yang sedang bersusah hati," kata Kepala Sub Bagian Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Riau Koko Syawaluddin Sitorus kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.

Dia menjelaskan ribuan masker telah dihasilkan oleh tangan-tangan terampil para narapidana yang tengah menjalani hukuman tersebut. Setidaknya, saat ini ada tiga wilayah yang aktif merangkai APD berupa masker wajah, face shield atau alat pelindung wajah serta jas plastik (baju hazmat).

Baca juga: Pemerintah bantu UMKM terdampak COVID-19 alih usaha produksi masker

Baca juga: Gugus Tugas targetkan produksi 16.000 APD per hari


Di antara wilayah itu adalah Lapas Klas IIB Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Lapas Klas IIA dan Lapas Perempuan Klas IIA Pekanbaru serta Rutan Dumai dan Rutan Pekanbaru.

APD yang dihasilkan itu kemudian dibagikan kepada masyarakat dan petugas melalui Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Daerah setempat.

Selain itu, untuk di Pekanbaru APD jenis face shield juga disalurkan kepada pihak ketiga sebagai pemesan dan juga langsung kepada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau.

"Selain itu, saat ini juga ada beberapa pihak ketiga yang bekerja sama dengan Lapas dan Rutan tersebut dalam rangka produksi masker dan APD lainnya. Rencananya, masker dan APD tersebut juga akan dibagikan kepada tenaga medis dan masyarakat yang membutuhkan," tuturnya.

Baca juga: Indonesia siap produksi 16.000 APD standar WHO per hari

Baca juga: Gugus Tugas produksi APD berbahan lokal sertifikasi WHO


Hingga Sabtu kemarin (18/4), kasus positif COVID-19 di Provinsi Riau terus bertambah. Saat ini mencapai 30 orang, dan salah satunya adalah seorang anak di bawah lima tahun atau balita yang tertular bersama kakek dan neneknya.

"Pada Sabtu (18/4) ada penambahan empat kasus positif, sehingga total di Riau COVID-19 ada 30 kasus, 17 pasien dalam perawatan, sembilan sudah dipulangkan karena sehat, dan empat meninggal dunia,” kata Juru Bicara COVID-19 Riau dr Indra Yovi Sp.P (K).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, hingga Sabtu jumlah kasus positif COVID-19 tersebar di 11 kabupaten dan kota. Selain itu, jumlah terduga atau pasien dalam pengawasan (PDP) ada 150 orang yang masih dirawat.

Ada 28 PDP yang sudah meninggal dunia sebelum terkonfirmasi berdasarkan hasil uji swab, sedangkan yang sudah dinyatakan negatif dan dipulangkan ada 139 orang. Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 11.160 orang.

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020