Surabaya (ANTARA News) - Jembatan Suramadu baru bisa digunakan untuk umum mulai 13 atau 14 Juni mendatang, atau sekitar tiga hari setelah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu pekan depan.

Menurut Kepala Balai Besar Jalan Nasional V Departemen Pekerjaan Umum, A.G. Ismail, di Surabaya Jumat, jembatan yang menghubungkan Surabaya dengan Madura itu akan dibuka untuk umum setelah tenda untuk acara peresmian selesai dibongkar.

"Karena memang tendanya besar, jadi butuh waktu sampai tiga hari untuk membongkar tenda itu," kata Ismail sebelum menggelar rapat dengan Bina Marga selaku operator jembatan tersebut.

Kata Ismail, jembatan Suramadu dilengkapi sensor kapasitas muatan kendaraan barang, baik di sisi Surabaya, maupun di sisi Madura.

Sensor itu akan memberikan isyarat tertentu terhadap kendaraan barang bersumbu tunggal yang muatannya melebihi kapasitas maksimum yakni 10 ton. "Kalau muatannya di atas 10 ton, kendaraan tidak boleh melintasi jembatan itu," katanya.

Jembatan itu dirancang mampu dilewati 9.000 ribu kendaraan roda empat dan 6.000 roda dua.

Sementara pada situasi tertentu, seperti saat datang angin kencang yang membahayakan, jembatan yang melintas di atas Selat Madura itu akan ditutup.

"Kami memang tidak memasang alat untuk mengukur kecepatan angin, karena datanya bisa diperoleh dari BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Berapa kecepatan angin itu, baru bisa ditutup, kami belum bisa memastikan," kata Ismail.

Selain lampu penerangan jalan, jembatan itu akan dilengkapi lampu navigasi untuk mengatur arus lalu lintas laut. Di bawah bentang tengah jembatan itu juga akan dipasangi lampu.

Demikian halnya dengan lampu di atas tiang jembatan setinggi 151 meter dari permukaan laut, juga akan dipasang petugas satuan kerja bentang tengah Suramadu.

Jembatan sepanjang 5.438 meter itu dibangun sejak 2002 dengan menelan biaya hingga mencapai Rp4,2 triliun.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009