Lima (ANTARA News/Reuters) - Sebayak 31 orang tewas dan puluhan orang lagi terluka dalam bentrokan Jumat antara polisi dan suku Amazon Peru yang memprotes upaya pemerintah untuk menarik perusahaan energi dan tambang asing ke hutan hujan tropis.

Dalam kekerasan terburuk pada masa pemerintahan Presiden Alan Garcia itu, 22 pengunjuk rasa dan sembilan pejabat polisi tewas, kata beberapa pemimpin suku dan kementerian dalam negeri.

Konflik itu, yang dapat memberikan tekanan terhadap perdana menteri Garcia untuk mundur, menekankan perbedaan mendalam di Peru antara para elit kaya di Lima dan kelompok pribumi yang miskin di daerah pedalaman.

Beberapa kritikus mengatakan pemerintah tidak berbuat cukup untuk mengurangi angka kemiskinan dari 36 persen dan bahwa ledakan ekonomi sebelumnya telah dinikmati sebelum kecenderungan menurun sekarang ini gagal mencapai masyarakat miskin.

"Saya menganggap pemerintah Presiden Alan Garcia bertanggungjawab karena memerintahkan pembasmian etnik itu," pemimpin masyarakat pribumi Alberto Pizago mengatakan kepada wartawan di Lima ketika pemerintah mengeluarkan surat perintah bagi penangkapannya karena mendukung unjuk rasa itu.

Dalam kekerasan Jumat, pemimpin masyarakat pribumi itu mengatakan polisi telah menembak ratusan pengunjuk rasa dari helikopter untuk mengakiri rintangan jalan di sebuah jalan raya hutan terpencil 1.400Km dari Lima, ibukota Peru.

Polisi menuduh para pengunjuk rasa yang menembak pertama-tama, tapi para anggota suku itu membantah membawa senjata dan mengatakan mereka hanya membawa lembing tradisional mereka.

Ribuan warga asli Amazon, yang minta kekuasaan lebih banyak atas sumber alam, sebentar-sebentar merintangi jalan dan jalan air sejak April untuk memaksa pemerintah mencabut serangkaian undang-undang investasi yang disahkan tahun lalu dan untuk merevisi konsesi yang diberikan kepada perusahaan energi asing.

Undang-undang itu telah mendorong perusahaan minyak, tambang dan pertanian untuk menanam modal miliaran dolar As di wilayah yang sebagian besar masih asli itu.


Garcia salahkan oposisi

Garcia, yang angka persetujuannya hanya 30 persen, menyalahkan pengunjuk rasa karena memicu kekerasan dan mengatakan kinilah waktunya untuk mencabut rintangan jalan, sungai dan instalasi energi.

"Tampaknya itu dilakukan untuk membangkitkan kekacauan untuk alasan pemilihan," kata Garcia.

Sekutu Garcia waktu itu menghubungkan unjuk rasa itu dengan pemimpin oposisi Ollanta Humala, yang menghantui investor ketika ia hampir menang dalam pertarungan presiden 2006 dan diperkirakan akan mencalonkan diri lagi pada 2011.

Humala, yang memperoleh dukungan di antara masyarakat miskin desa, mengatakan partai APRA Garcia telah membuat kesalahan serius Kamis, ketika partai itu merintagi mosi di kongres untuk membuka pembahasan mengenai undang-undang yang para pemimpin suku katakan ingin merevisi atau menjungkirbalikkannya.

Beberapa dari undang-undang kontroversial yang mendorong investasi asing di Amazon disahkan tahun lalu ketika Garcia melangkah untuk membawa Peru ke kerangka kerja pengaturan yang sesuai dengan perjanjian perdagangan bebas dengan AS.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009