Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi) melepas varietas unggul baru Inpari 48 Blas yang diklaim memiliki ketahanan terhadap wereng coklat yang lebih baik daripada Inpari 30, Inpari 32, dan Inpari 43.

Selain itu Inpari 48 Blas agak tahan terhadap hawar daun bakteri, dan memiliki ketahanan terhadap 4 ras utama penyakit blas.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian Fadjry Djufry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin mengatakan dalam upaya peningkatan intensifikasi pertanian, penggunaan varietas unggul berpotensi hasil tinggi mutlak diperlukan.

Baca juga: Kulon Progo uji coba demplot padi Inpari Zinc

"Salah satu upaya untuk mengatasi masalah peningkatan produktivitas serta ketahanan terhadap OPT utama maka perlu diupayakan inovasi pertanian dengan perakitan varietas unggul baru padi sawah, yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan ketahanan yang lebih baik dibandingkan varietas unggul yang sudah ada," katanya.

Inpari 48 Blas merupakan hasil inovasi pertanian yakni persilangan varietas yang tahan wereng coklat dengan varietas lokal Omas yang mempunyai ketahanan terhadap penyakit blas daun.

Terkait produktivitas, dinyatakan, Varietas Inpari 48 Blas memiliki rata-rata hasil gabah kering giling (GKG) sebesar 7,64 t/ha dengan potensi hasil 9,13 ton/ha.

"Rata-rata hasil GKG tersebut lebih tinggi daripada Inpari 30, dan setara dengan Inpari 32 dan Inpari 43," katanya.

Inpari 48 Blas memiliki daya hasil tinggi, dan rasa nasi pulen yang disukai, tambahnya, diharapkan dapat memberikan alternatif varietas bermutu kepada petani di lahan sawah irigasi.

Fadjry menambahkan, Kementerianan Pertanian terus mengupayakan berbagai program mendukung usaha peningkatan produksi padi yang dibarengi dengan teknologi penanganan hama dan penyakit, diantaranya melalui intensifikasi pertanian.

Baca juga: Inpari 32 HDB primadona petani Pati

Sehingga, pilihan terhadap varietas unggul baru untuk stabilitas hasil masih perlu dilakukan, terutama untuk menghindari kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit.

Untuk itu, lanjutnya, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi melalui Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) saat ini sedang memproduksi benih sumber dari varietas baru ini baik untuk benih label kuning (BS), label putih (FS) dan label ungu (SS) agar segera dapat disebarluaskan pada tahun ini.

Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakna, pihaknya terus mendorong pemulia varietas tanaman unggulan untuk selalu hadir dalam peningkatan kualitas produksi pertanian di Indonesia.

Terlebih lagi target pembangunan pertanian ke depan adalah peningkatan produksi minimal sebesar 7 persen per tahun dan terjadinya peningkatan ekspor produk pertanian menjadi tiga kali lipat pada tahun 2024 nanti.

"Agar keduanya tercapai saat ini adalah harus diutamanya, yakni penggunaan varietas unggul baru bersertifikat yang mampu bersaing di ranah ekspor,” ujarnyasaat menghadiri Pekan Perlindungan Varietas Tanaman di Jakarta, Desember 2019 .
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020