Tidak semua orang tahu bagaimana berpuasa dan berbuka dengan baik
Jakarta (ANTARA) - Jutaan umat Muslim di seluruh dunia beberapa hari lagi akan menjalani puasa Ramadhan, tidak makan dan minum sejak sebelum Matahari terbit hingga Matahari terbenam.

Umat ​​Muslim yang berpuasa biasanya bangun sebelum fajar dan makan sahur, yang berarti mereka perlu membuat sesuatu dengan cepat namun bergizi untuk membuat mereka bertahan puasa sepanjang hari.

Baca juga: Rumah produksi kalang kabut tuntaskan sinetron religi untuk Ramadhan

Baca juga: Beda puasa intermiten dan asupan rendah karbohidrat untuk diet


Saat berbuka datang dengan tantangannya sendiri--keluarga dan teman biasanya berkumpul untuk makan malam seperti sebuah perayaan besar, yang seringkali diisi dengan hidangan manis, serta makanan yang digoreng dan tinggi lemak. Hal inilah yang kerap menjadikan bobot tubuh meningkat, padahal sedang menjalani puasa.

"Tidak semua orang tahu bagaimana berpuasa dan berbuka dengan baik," ujar salah satu kontestan di kompetisi memasak "Masterchef America", Amanda Saab seperti dilansir dari HuffingtonPost, Senin.

Saab kemudian menyarankan supaya bobot tubuh tidak melonjak saat berpuasa, maka ketika waktu berbuka janganlah mengkonsumsi makanan secara berlebihan.

"Secara tradisional kami memiliki banyak makanan yang disajikan ketika berbuka puasa, namun semuanya harus memenuhi kebutuhan dasar gizi seperti karbohidrat, protein, dan tentu saja serat," kata Saab.

Ahli nutrisi Nour Zibdeh membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan pada dasarnya puasa Ramadhan tidak hanya sekadar menjalankan perintah agama, namun juga memiliki manfaat yang menyehatkan tubuh.

"Puasa telah memberi waktu pada saluran pencernaan untuk beristirahat dan detoksifikasi, dan memungkinkan tubuh memanfaatkan energi yang tersimpan di dalam jaringan lemak," ujar Zibdeh.

Namun beberapa orang mengalami hal yang sebaliknya.

"Orang-orang berpikir bahwa Anda akan mengalami penurunan berat badan selama puasa, tetapi beberapa orang cenderung makan terlalu banyak makanan berkalori tinggi dan itu mengkompensasi jam puasa," tambah Zibdeh.

Untuk mengatasi hal tersebut, Zibdeh menyarankan supaya menyajikan makanan yang sederhana namun memenuhi kebutuhan gizi ketika berbuka.

Zibdeh menyarankan supaya setiap hidangan mengandung karbohidrat, protein dan serat. Namun karbohidrat bila memungkinkan adalah jenis yang kompleks, protein sehat dan bukan olahan. Serta usahakan banyak warna (aneka sayur) dalam hidangan Anda.

"Selain itu hal penting lainnya adalah, jangan berlebihan, cobalah dan jangan sia-siakan makanan. Berhentilah sebelum Anda kenyang," tutup Zibdeh.

Baca juga: Perlukah suplemen selama Ramadhan?

Baca juga: Ramadhan segera tiba, persiapkan diri agar tak lemas saat puasa

Baca juga: Jelang puasa, kurma "corona" laris manis di Mesir

Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020