London (ANTARA News) - Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Deplu Andri Hadi menjalaskan hasil penyelenggaraan Bali Democracy Forum kepada Dirjen Pers dan Komunikasi Kementerian Luar Negeri Belgia, Nancy Rossignol yang didampingi Direktur Diplomasi Publik Ariadne Petridis .

Dirjen Andri Hadi didampingi Dubes RI Brussel berhasil mengugah perhatian Dirjen IDP Belgia mengenai gagasan dan hasil Bali Democracy Forum serta pembentukan Institute for Peace and Democracy, demikian Minister Counsellor Pensosbud/Diplik KBRI Brussel PLE Priatna, kepada koresponden ANTARA London, Senin.

Dalam pertemuan itu disinggung pula lembaga Interfaith Dialogue, sebagai bagian dari "second track diplomacy" RI dalam membangun pemahaman dan jembatan kerjasama dengan pejabat negara di tingkat internasional, regional maupun dengan konstituen domestik.

Dalam kesempatan itu Duta Besar RI Brussels, Nadjib Riphat Kesoema, menyelaskan peran aktif KBRI Brussel yang dilakukan sejak November 2006 lalu melalui berbagai kegiatan promosi Indonesia dan pendekatan dengan pejabat negara, Pemerintah Belgia, Luksemburg maupun Uni Eropa.

Selain itu kerjasama dengan media, politisi dan tokoh agama, LSM, lembaga sosial-budaya, pendidikan dalam konteks aktivitas diplomasi publik telah memberikan hasil positif bagi peningkatan citra maupun kerjasama dengan mitra kerja setempat.

Pemasangan pakaian tradisional Indonesia pada ikon kota Brussel Mannekin Pis dan disimpannya pakaian tersebut di City Museum of Brussel sejak 2008 serta dibukanya Taman Indonesia di Parc Paradisio merupakan bentuk promosi Indonesia yang mendapat sambutan luas warga Belgia di Eropa ini.

Sementara Nancy Rossignol menjelaskan posisi Pemerintah Belgia dalam berbagai isu, bilateral, global maupun regional.

Dikatakannya Kemlu Belgia menyebarluaskan via internet beragam informasi menyangkut pandangan dan respons Belgia atas berbagai isu global/multilateral.

Menyambut uluran kerjasama dimasa datang, Dirjen IDP Belgia menawarkan kerjasama berupa penyelenggaraan forum dialog, pertukaran pandangan dan berbagi pengalaman atas berbagai isu penting.

Untuk itu Dirjen IDP Belgia menyambut baik ajakan mengembangkan dialog antara Institute for Peace and Democracy dengan Edmond Institute, yang merupakan lembaga profesional dan independen di bawah Kemlu.

Bali Democracy Forum dan kehadiran lembaga Institute for Peace and Democracy yang dinilai sangat positif ini telah memberikan leverage baru bagi Indonesia dalam rangka pengembangan dialog dan kerjasama dengan pejabat negara ataupun pihak swasta.

Sambutan yang disampaikan Belgia merupakan pengakuan terhadap proses demokratisasi yang berlangsung di Indonesia, serta kepercayaan baru bahwa Indonesia dapat menjadi "leading country" dalam forum dialog dan keterbukaan menuju kerjasama yang lebih erat.

Menurut PLE Priatna, kerjasama dengan Kemlu Belgia, sebagai anggota Uni Eropa, dalam konteks diplomasi publik ini akan memberi manfaat yang besar bagi upaya promosi Indonesia di jantung Uni Eropa.

Pemahaman yang meningkat dari warga Belgia terhadap Indonesia akan meningkatkan jejaring dan kepercayaan kepada Indonesia, demikian PLE Priatna.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009