Jakarta (ANTARA) - Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April untuk memperingati jasa kepahlawanan R.A. Kartini, pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Semangat Kartini terus mendarah daging pada setiap generasi dan terus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, perempuan tidak lagi hanya mengurus rumah tangga, melainkan juga turut berperan dalam roda perekonomian keluarga, daerah, hingga bangsa.

Arni Susanti adalah salah satu contoh Kartini masa kini. Perempuan 33 tahun itu mengelola bisnis keluarga dan menjadi salah satu penggerak ekonomi di Kota Padang, Sumatera Barat.

Arni mendirikan Bengke Paruik, bisnis yang bergerak di industri makanan ringan, sejak 2015. Dibantu oleh tiga orang karyawan, Arni memproduksi camilan marning jagung, serundeng talas dan serundeng ubi. Camilan itu tak cuma dijual di toko fisik, tapi juga lewat toko daring. Arni pun melayani reseller dan pencari konsumen.

Selama enam tahun mengelola bisnis keluarga, Arni menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan modal, kesulitan mengatur keuangan hingga menurunnya permintaan produk.

Untuk menghadapinya, Arni mengasah kemampuan pemasaran digital dan pengelolaan bisnis melalui berbagai sumber yang mudah ditemukan di Google.

Dari situ, dia mengetahui informasi mengenai program Gapura Digital dan Womenwill dari seorang tim Gapura Digital di Padang pada 2018. Setelah beberapa kali mengikuti kelas Gapura Digital dan Womenwill, Arni terpilih sebagai fasilitator Womenwill di Padang.

Di sini, Arni mengenal Google Primer sebagai aplikasi belajar mengelola bisnis, mendaftarkan Bengke Paruik di Google Bisnisku, dan membangun relasi dengan banyak orang yang kemudian menjadi supplier, pelanggan, hingga reseller. Lebih dari itu, Arni juga berupaya meningkatkan penjualannya dengan memasarkan produknya di media sosial.

Kini, ketika Indonesia tengah mengalami masa ketidakpastian, Arni kembali menghadapi tantangan. Kapasitas produksi terpaksa diturunkan karena Arni meminta karyawannya untuk tetap di rumah dan hanya memproduksi makanan ringan yang bisa dibuat sendiri. Selain itu, pemesanan dari luar kota juga menurun sehingga penjualan di dalam kota yang dimaksimalkan.

“Jika biasanya kami bisa memproduksi 50 kilogram berbagai makanan ringan dalam seminggu, kini hanya bisa memproduksi sesuai pesanan yang diterima saja. Hal ini pun berdampak terhadap penjualan kami yang menurun sebesar 40 persen dalam satu bulan terakhir," kata Arni dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (20/4).

Meski tokonya tutup untuk sementara, Arni tetap memasarkan produk yang tersedia secara daring, lewat media sosial, agar konsumen tahu bahwa Bengke Paruik tetap beroperasi di masa pandemi.

“Di masa ketidakpastian seperti ini, diperlukan usaha lebih untuk memasarkan produk kita agar UKM yang kita kelola mampu bertahan. Pemasaran online dengan memanfaatkan berbagai fitur dan aplikasi menjadi salah satu solusi yang bisa diandalkan para pelaku bisnis untuk survive periode ini,” ujar Arni.

Kartini berikutnya adalah Monika Diah Pramodho Wardhani ​​​​​yang bergelut di bidang makanan.

Baca juga: Hari Kartini, Susy inginkan pebulu tangkis putri lebih berprestasi

Baca juga: Dian Sastro, Ladya Cheryl dan Kartini dunia film

Baca juga: Perempuan berperan penting dalam ketangguhan keluarga hadapi COVID-19

 

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020