A post shared by Puti Karina Puar (Puty) (@byputy) on


Geologis dahulu, ilustrator kemudian

Minat menggambar Puty Puar sudah terlihat sejak belia.

Saat duduk di bangku sekolah dasar, perempuan kelahiran Jakarta, 1 Agustus 1989 ini gemar menggambar di atas kertas. Ia belajar sendiri, dimulai dari meniru gambar-gambar dari komik seperti "Sailor Moon" dan "Cardcaptor Sakura".

Gambar buatan Puty saat SD tak sekadar dipajang atau berakhir di lemari, tapi dijadikan bisnis kecil-kecilan.

"Aku gunting, jual ke orang. Sudah ada potensi dari dulu untuk menduitkan gambar," Puty tertawa.

Tapi Puty tidak memilih jurusan yang berbau seni di perguruan tinggi karena pekerjaan sebagai ilustrator dianggap belum menjamin penghasilan yang stabil.

"Pas mau masuk kuliah tahun 2007, kayaknya ilustrasi lebih terbatas ke majalah atau billboard, untuk masuk ke situ juga harus sudah super established," tutur perempuan yang gemar menulis di blog.

Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung jadi pilihan, jurusan yang mengantarkannya pada pekerjaan sebagai geologis di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lima tahun bekerja sebagai geologis, Puty harus menjalani hubungan jarak jauh dengan suami yang ia nikahi sejak 2014.

"Aku sudah mulai mikir untuk mengerjakan sesuatu dari rumah," katanya.

Selama dua tahun sebelum memutuskan untuk meninggalkan profesi sebagai geologis pada 2016, Puty juga aktif sebagai ilustrator paruh waktu. "Jadi 'agen ganda'", dia berseloroh.

"Aku konstan menggambar, tapi enggak pernah dikomersilkan sampai 2014. Namanya juga kuliah geologi, enggak ada gambar, paling bikin gambar desain kaos. Di tempat kerja juga desain publikasi atau gambar untuk internal," katanya.

Semenjak itu, Puti membuka jasa membuat ilustrasi untuk pernikahan, ulang tahun, logo restoran hingga ilustrasi buku.

Peluang Puty untuk mengasah kemampuan sekaligus membuka jasa ilustrasi di Balikpapan cukup besar karena pesaingnya tak seketat di kota besar seperti Jakarta, Bandung atau Yogyakarta.

Puty punya modal kuat yang membuatnya bisa berkembang sebagai ilustrator meski tak pernah belajar secara formal di sekolah seni. Niat dan keinginan yang teguh untuk belajar dari banyak sumber.

"Aku orangnya lumayan mau ngulik, kalau penasaran aku betul-betul mengulik, seperti belajar animasi sederhana itu murni belajar sendiri, cari tutorial di YouTube."

Saat dinyatakan hamil, Puty memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya dan resmi fokus sebagai ilustrator.

"Aku suka menggambar dan nge-blog, orang-orang suka bilang, 'kayaknya lo salah jurusan'," kenang Puty.

Tapi dia tidak menyesali jalan berliku yang ditempuh sebelum menekuni ilustrasi. Mencicipi pengalaman di perusahaan multinasional memberinya pemahaman tentang kinerja organisasi besar.

"Aku lebih bisa mengerti sudut pandang klien dan it's not all about my work," jelas dia.

Bagaimana pengaruh media sosial pada kinerja ilustrator?

Baca juga: Ilustrator Bandung sabet juara ModCon Digital Arts Competition

Baca juga: Ilustrator Diela Maharani akui lebih sulit tahan emosi saat puasa

 

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020