Pontianak (ANTARA) - Acara kumpul alumni kali ini berbeda dari bulan-bulan sebelumnya karena setiap tamu yang datang harus membasuh dua telapak tangan dengan hand sanitizer, tak ada jabat tangan, dan topik yang dibahas adalah bagaimana mencegah penyebaran COVID-19.

Berbeda sungguh sangat berbeda, kata beberapa orang yang hadir dalam acara kumpul alumni di kediaman drg. Trisnawati, pada pertengahan Maret lalu. Dua pekan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Indonesia terkonfirmasi positif COVID-19, tepatnya 2 Maret 2020.

Pertemuan menjadi berbeda dari beberapa bulan sebelumnya, karena dalam kesempatan kali ini dokter gigi yang akrab disapa Tina itu, selain menjamu teman alumni sekolahnya dengan sate ayam dan tekwan makanan khas dari Palembang, dia juga akan menyampaikan sosialisasi pencegahan penularan COVID-19.

Baca juga: Wakil Ketua MPR apresiasi perempuan pejuang kesetaraan

"Setelah ini kita sudah harus melakukan social distancing menjaga jarak sosial. Tidak ada jabat tangan, apalagi cium pipi kiri dan pipi kanan. Karena kita tidak tahu teman-teman yang hadir di sini apakah sehat atau carrier (pembawa) virus corona," kata Tina yang sehari-hari bekerja di Kantor Dinas Kesehatan Kota Pontianak.

Memang sedih rasanya, tak bisa menjabat tangan teman, apalagi menciumi satu persatu teman-teman perempuan. Padahal kebiasaan itu selalu dilakukan saat Tina jika bertemu teman sekolah. "Situasi ini sangat berbeda bila dibanding bulan Februari lalu," katanya, pada Maret lalu.

Memasuki bulan April, saat menghubunginya kembali, kesibukan Tina semakin memuncak. Ia membagi waktu antara pekerjaan yang lebih banyak diisi dengan kegiatan sehari-hari sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pontianak, ditambah "tugas baru" dalam masa COVID-19 dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pelayanan itu di antaranya menerima konsultasi dari masyarakat dan dinas lain terkait permasalahan COVID-19.

Selain itu, sebagai bagian Tim Gugus Tugas percepatan penanganan COVID-19 Kota Pontianak, Tina bersama atasannya, yakni Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak dr. Sidig Handanu dan tim dinas, tengah menyiapkan Rumah Isolasi Rusunawa untuk pasien orang tanpa gejala (OTG).
drg Trisnawati (duduk di kursi) saat orientasi Rumah Isolasi di Nipah Kuning, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak. (Dokumen Dinkes Pontianak/HO-Antara)


Satu lagi yang juga sedang dilakukan ibu tiga anak itu, adalah memberikan edukasi dan informasi ke masyarakat terkait masalah COVID-19.

Dalam kondisi Indonesia saat ini, Trisnawati adalah salah satu sosok Kartini masa kini yang berjuang di tengah pandemi COVID-19, sesuai peran dan tanggung jawabnya.

Baca juga: Kowani katakan aplikasi Perempuan Cerdas satukan perempuan Indonesia

Raden Ajeng Kartini lahir di Mayong, Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879. Kartini adalah sosok pahlawan nasional. Perempuan pejuang emansipasi yang menjadi contoh kaum perempuan Indonesia sejak dahulu hingga kini. RA Kartini diketahui sebagai sosok perempuan yang pantang menyerah, optimistis, tidak takut gagal, bersemangat, sederhana, rela berkorban, dan berani.

Sosok ini (seperti Kartini) sesungguhnya juga selalu ada dalam figur perempuan-perempuan Indonesia saat ini. Sosok itu juga ada pada seorang perempuan seperti drg Trisnawati.

Menurut istri dari drg. Hary Agung Tjahyadi ini, semangat Kartini bagi perempuan di Kota Pontianak, sesungguhnya sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.

"Perempuan Indonesia adalah perempuan yang saat ini sudah memiliki pola pikir yang lebih baik dalam menjalani aktivitasnya dengan peran yang diemban baik sebagai karyawati maupun sebagai ibu rumah tangga, bahkan pada remaja putri," kata mantan Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas) Dinas Kesehatan Kota Pontianak itu.

Ini bisa dilihat dari banyaknya perempuan Indonesia, terutama di Kota Pontianak yang sudah memberikan sumbangsih dan karya dalam melakukan pembangunan untuk Indonesia baik secara mandiri maupun atas nama kelompok.

Baca juga: Kartini-kartini pengendali api dan pelindung Bumi

Semangat Kartini

Mewujudkan semangat Kartini pada masa pandemi COVID-19, menurut perempuan kelahiran Pontianak, 10 Juni 1973 itu, adalah dengan mendukung program pemerintah untuk stay at home melakukan aktivitas bersama keluarga.

"Aktivitas itu seperti menyiapkan makanan keluarga, mengajak anak-anak untuk beribadah bersama, membimbing belajar bagi anak-anak yang melakukan pembelajaran via online," katanya menjelaskan.

Selain itu, juga membuat informasi edukasi yang mendukung masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang dibagikan melalui media agar bisa memberikan semangat bagi ibu-ibu lain.

Di antara kesibukannya dengan tetap bekerja menurut jadwal yakni pukul 07.30 WIB hingga 15.30 WIB, alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini juga tetap menjalankan praktek profesi selepas bekerja di kantor. Namun ada pengaturan jadwal baru, dengan hanya melayani lima pasien dalam sehari, pada tiap-tiap Hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Selama menjalankan praktek profesi, ia mengenakan pakaian yang dilengkapi APD sesuai protokol kesehatan pandemi COVID-19 bagi para dokter gigi. APD itu meliputi penutup kepala, google, masker N95, dan sarung tangan plastik.

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia melalui juru bicara Achmad Yurianto mengungkapkan pada Selasa (21/4) pukul 12.00 WIB, dengan 37 laboratorium yang beroperasi saat ini, warga Indonesia positif COVID-19 sebanyak 7.135 orang, dimana 842 orang dinyatakan sembuh dan 616 orang meninggal.

Sementara data untuk Provinsi Kalbar, ada 21 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kalbar dengan enam kasus dinyatakan sembuh dan tiga kasus meninggal. Dua kasus meninggal terjadi di Kota Pontianak, dan satu kasus lainnya di Kabupaten Kubu Raya.

Di tengah ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi COVID-19, perempuan yang selalu ceria dan hobi menyanyi ini mengharapkan masyarakat tetap stay at home agar pandemi ini segera bisa ditekan, dan secara perlahan bisa hilang dari bumi Indonesia.

Sebagai bentuk peran Kartini membantu pemerintah, ia mengajak kaum perempuan Indonesia memaksimalkan kondisi work from home maupun stay at home dengan melakukan hal-hal positif di rumah yang lebih produktif seperti mengajarkan kepada anak-anak tentang pekerjaan rumah tangga agar lebih bisa meningkatkan hubungan antarkeluarga.

"Mari mengambil hikmah positif dengan kondisi ini, bisa beribadah bersama di rumah dan pekerjaan rumah diselesaikan secara bersama. Tetap menjaga jarak dan gunakan masker serta selalu cuci tangan pakai sabun, sebelum menyentuh area wajah," kata drg Trisnawati.

Baca juga: Menjadi Kartini di BUMN, Ira Puspadewi: Harus berani bercita-cita
Baca juga: Griya Srikandi Kota Probolinggo sumbangkan APD dan masker
Baca juga: "Kartini" Samarida "menyungaikan" sungai di tengah pandemi COVID-19

Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020