Tes cepat ini diprioritaskan bagi 227 santri asal Malaysia yang masih berada di Ponpes Temboro. Sisanya diperuntukkan bagi santri atau ustadz yang teridentifikasi pernah kontak erat dengan santri asal Malaysia yang sudah pulang ke negaranya
Magetan (ANTARA) - Para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan menjalani "rapid test" (tes cepat) deteksi virus corona jenis baru penyebab COVID-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama degan pemkab setempat.

Kepala Posko Darurat Bencana Non-Alam COVID 19 Kabupaten Magetan Ari Budi Santosa mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan sebanyak 1.000 alat tes cepat dalam kesempatan tersebut.

"Tes cepat ini diprioritaskan bagi 227 santri asal Malaysia yang masih berada di Ponpes Temboro. Sisanya diperuntukkan bagi santri atau ustadz yang teridentifikasi pernah kontak erat dengan santri asal Malaysia yang sudah pulang ke negaranya," katanya kepada wartawan di sela kegiatan tes di Temboro, Magetan, Selasa.

Menurut dia tes cepat tersebut dilakukan menyusul adanya pemberitaan dari Kementerian Kesehatan Malaysia yang menyatakan 43 mahasiswa/santri Malaysia terkonfirmasi positif COVID-19 setelah pulang dari Ponpes Al-Fatah di Temboro Magetan.

Ia mengatakan saat ini belum diketahui hasil dari tes cepat tersebut. Namun apabila ada santri yang positif, maka akan dilakukan tes "swab".

"Sejak pagi tadi sudah berlangsung tesnya dan diperirakan selesai sampai malam hari karena jumlah santri yang dites banyak. Hasilnya belum diumumkan dan jika ada yang positif akan dilanjutkan ke tes selanjutnya," kata dia.

Selain melakukan tes cepat, tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Magetan dan Pemprov Jatim juga melakukan penyemprotan disinfektan dan membagi ribuan masker di lokasi pondok setempat.

Pemkab Magetan juga melakukan pelacakan terhadap para santri dan ustad di Pondok Pesantren Al-Fatah terkait keberadaan 43 santri ponpes setempat asal Malaysia yang dinyatakan positif COVID-19 setelah pulang dari ponpes tersebut.

Pemkab akan melacak orang-orang yang pernah berinteraksi dengan puluhan santri atau mahasiswa dari Malaysia tersebut. Karena itu, pihaknya meminta keterbukaan para santri untuk memudahkan upaya pelacakan tersebut agar kasus penyebaran COVID-19 di Magetan dapat diketahui dan dikendalikan.

Hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Magetan terus melakukan upaya untuk menyelidiki klaster atau penularan yang diinformasikan berasal dari Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan, tersebut.

Sesuai data, jumlah warga Magetan yang terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 10 orang. Dari 10 orang tersebut, satu di antaranya meninggal dunia, delapan lainnya telah sembuh, dan satu pasien masih menjalani perawatan di RSUD dr Soedono Madiun, demikian Ari Budi Santosa.

Baca juga: Magetan lakukan "rapid test" 227 santri Malaysia di Temboro

Baca juga: Malaysia umumkan klaster COVID-19 dari Magetan


Baca juga: Pemkab Magetan lakukan karantina daerah positif COVID-19

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Magetan satu keluarga

 

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020