Jakarta (ANTARA) - Banyak cara untuk melawan peningkatan polusi udara di dunia, salah satunya adalah dengan menggunakan kendaraan listrik.

Mengacu data World’s Largest Real-Time Air Quality Data Bank di bawah Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada Februari 2020, sebagian besar wilayah Asia dan Oseania masih berada dalam tingkat kualitas udara yang "tidak sehat".

Nissan, dalam siaran pers pada Jumat, mengumumkan analisis manfaat kendaraan listrik di seluruh dunia sejak debut pada tahun 2010.

Setara 209 pohon

Penggunaan satu unit kendaraan listrik (EV) mampu mengurangi 4,6 metrik ton gas rumah kaca setiap tahun, setara dengan menanam 209 pohon, menurut laman greenyatra.org.

Sampai saat ini terdapat lebih dari 460.000 pemilik Nissan Leaf yang global berkontribusi menghindari emisi CO2 sekitar 2,1 juta metrik ton.

Untuk memproses CO2 sebanyak itu dalam satu tahun, diperlukan lebih dari 81 juta pohon.

Jika digabungkan, seluruh pemilik Leaf menempuh lebih dari 13 miliar kilometer dengan bebas emisi, yang setara jarak mengemudi ke bulan sebanyak lebih dari 33.800 kali, menurut spaceplace.nasa.gov/moon-distance.

Hingga tahun 2030, dibutuhkan pengurangan 55 persen emisi CO2 untuk menghentikan pemanasan global.

Nissan memiliki mobil listrik Leaf yang berhasil menghindari emisi lebih dari dua juta metrik ton CO2 sejak 2010.



Baca juga: Edukasi mobil listrik Nissan Indonesia lewat e-POWER

Baca juga: Strategi Nissan 2020, jaminan purnajual dan mobil baru

Baca juga: Nissan Leaf bisa memasok daya listrik untuk rumah tangga
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020