Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak gentar dalam menindak kapal ikan asing (KIA).

"Kalian tidak sendiri, kita bekerja keras dukung kawan-kawan di laut," ujar Ngabalin melalui video konferensi di Jakarta, Kamis.

Ia mengapresiasi KKP yang terus menjaga sumber daya alam laut di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesai (WPP-NRI) di tengah COVID-19.

"Ini luar biasa yang dilakukan KKP, yang terus bekerja semangat dengan nasionalisme yang tinggi khususnya pengawasan kekayaan kelautan dan perikanan, banyak kapal ikan asing yang ditangkap," ucapnya.

Ia mengemukakan dalam kurun waktu selama enam bulan ini, sebanyak 32 kapal asing pencuri ikan (KIA)  telah ditangkap. Sebanyak 32 KIA ilegal itu terdiri dari 15 kapal berbendera Vietnam, delapan kapal berbendera Filipina, delapan kapal berbendera Malaysia dan satu kapal berbendera Taiwan.

Semasa duduk di Komisi I DPR RI, ia menceritakan, isu kedaulatan kelautan menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah berkomitmen melindungi nelayan dari ancaman kapal ikan asing.

"Pemerintah berikan perlindungan nelayan yang ada di laut. Apresiasi kepada pengawas perikanan dalam menegakkan perairan Nusantara," ucapnya.

Ia pun bakal mengupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan para petugas garda terdepan dalam menjaga wilayah pengelolaan perikanan nasional.

"Saya keberatan uang makannya Rp32 ribu, insyaAllah kunjungan ke Pangkalan PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) Batam menjadi hikmah. Ini akan saya sampaikan ke Presiden," ucapnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Tb Haeru Rahayu menyampaikan, pada Senin (20/4) pihaknya kembali mengamankan dua KIA yang melakukan pencurian ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesai (WPP-NRI) 711 Laut Natuna Utara.

"Ada tiga kapal Vietnam. Ditjen PSDKP-KKP berhasil melumpuhkan dua KIA berbendera Vietnam saat mereka melakukan illegal fishing di WPP-NRI 711 Laut Natuna Utara," katanya.

Namun, ia menyayangkan, satu kapal KIA terpaksa ditenggelamkan karena melawan petugas dengan membabi-buta.

"Kami atas nama KKP sangat prihatin dan menyesalkan insiden yang terjadi. Langkah-langkah pencegahan kecelakaan telah dilakukan oleh aparat kami namun memang perlawanan yang dilakukan oleh satu KIA tersebut ibarat aksi Kamikaze, sampai berupaya menabrakkan kapalnya ke kapal petugas hingga akhirnya kapal mereka terbalik dan tenggelam," papar Tb Haeru.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020