Jakarta (ANTARA) - Huawei menyatakan tidak ada kenaikan harga untuk produk konsumen yang dijual di Indonesia karena nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat akibat pandemi virus corona baru (COVID-19).

"Tidak ada perubahan atau koreksi harga," kata Public Relation Manager Huawei Consumer Business Group, Mohamad Ilham Pratama, dalam jumpa pers secara virtual, Jumat.

Huawei mengakui bisnis mereka juga terdampak pandemi virus corona, sama seperti sektor bisnis lainnya, namun, belum bisa mengonfirmasi mengenai kenaikan atau penurunan penjualan di Indonesia saat ini.

Meski pun begitu, Huawei berkomitmen untuk tetap menghadirkan lini produk mereka di Indonesia, salah satunya yang baru diluncurkan hari ini Watch GT2e.

"Kami tetap optimistis, di kondisi seperti ini, produk masih akan diterima," kata Ilham.

Secara global, kinerja Huawei menunjukkan kondisi yang positif di tengah pandemi COVID-19, pendapatan mereka naik 1,4 persen secara year-on-year untuk kuartal I 2020.

Huawei mencatatkan pendapatan sebesar 182,2 miliar yuan pada kuartal I 2020.

Sejak wabah mengemuka Huawei dan mitranya mengeluarkan sejumlah aplikasi medis yang memanfaatkan kecerdasan buatan, artificial intelligence (AI) dan jaringan 5G, salah satunya untuk diagnosis virus corona hanya perlu waktu tinjauan pemindaian CT selama 2 menit dari yang semula memakan waktu 12 menit.

Selain itu, mereka mengembangkan konsultasi video dari jarak jauh berkemampuan 5G untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga medis serta meningkatkan efisiensi diagnosis dan perawatan pasien kritis.


Baca juga: Huawei resmi luncurkan Watch GT2e untuk anak muda

Baca juga: Chip 5G Huawei otaki SUV listrik BAIC ARCFOX a-T

Baca juga: Pendapatan Huawei justru meningkat di tengah pandemi COVID-19

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020