New York (ANTARA News/AFP) - Seraya meneriakkan "pembunuh" dan "monster," lebih dari 100 korban penipuan pialang Wall Street Bernard Madoff meminta hakim agar pada 29 Juni nanti menghukum Madoff dengan tuntutan maksimum.

113 orang korban penipuan telah menulis surat dan email ke hakim pengadilan negeri Denny Chin dengan hampir semuanya menyerukan hukuman penjara seumur hidup, sementara yang lain menuntut lebih dari itu.

Chin bisa menghukum Madoff (71) dengan penjara maksimum 150 tahun. Mantan kepala bursa saham Nasdaq itu selama bertahun-tahun beroperasi dengan cara menipu dan membujuk investor untuk menyimpan miliaran dolar AS dana untuk kemudian digunakannya untuk membeli aset-aset fiktif.

"Yakinlah bahwa fasilitas yang dia busukkan itu sangat tidak menyenangkan," tulis Jesse Cohen, pebisnis dari New Jersey yang kehilangan semua tabungannya oleh Skema Ponzi (arisan berantai) yang dipraktikan Madoff, dalam satu surat yang diungkapkan jaksa penuntut.

Seakan meringkaskan semua pandangan korban yang dituliskan ke hakim, Ron Weinstein (62) menulis, "Si sampah ini tidak boleh lagi menghirup udara bebas."

Madoff telah dibui sejak Maret karena didakwa bersalah telah melakuan penipuan investasi terbesar dalam sejarah Wall Street yang diperkirakan merugikan 61 miliar dolar AS dengan hanya satu miliar dolar AS yang berhasil dilacak.

Natalie Erger, yang menggambarkan dirinya sebagai "seorang investor yang dihukum seumur hidup oleh Madoff untuk tertimpa keruntuhan finansial dan kekacauan emosional," membandingkan Madoff dengan Adolf Hitler dan Saddam Hussein.

Kebanyakkan investor yang tertipu ini adalah para pensiunan tua yang berpikir tabungannya berada di tangan yang aman.

Norman Feinberg, pensiunan berusia 70 tahun, dia menolehkan perhatian kepada Madoff karena memiliki reputasi yang tidak tercela.

Carl dan Alyse Kornblum, masing-masing 70 dan 66 tahun, menulis, "Bisakah anda percaya ketika remaja, masa sekolah sampai menikah, kami adalah teman dari Bernie and Ruth Madoff? Saya sungguh tidak percaya Bernie bisa serendah itu akhlaknya!"

Kalimat-kalimat angkara itu menunjukkan frustasi dan kemarahan dari mereka yang bertahun-tahun mempercayakan pengelolaan dananya kepada Madoff, dari yang hidup sederhana sampai orang kaya raya.

"Kamu pembunuh," tulis investor Phyllis Lerner, yang juga menyebut Madoff yang merupakan anggota masyarakat elite Yahudi New York nan kerpa bermain golf di Palm Beach, Florida, sebagi pemerkosa sekaligus maling kelas berat.

Jackie Stone menyebut mantan bintang Wall Street ini sebagai pembunuh dan penghancur.  "Saya menangis setiap hari," tulis perempuan ini.

William Cohen, investor lainnya, mengatai Madoff sebagai maniak egois pembohong nan psikopat yang tetap berusaha memoles diri tak bersalah dengan meminta hukuman yang lebih ringan. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009