Tanpa tes masif dan gratis, PSBB akan sia-sia
Jakarta (ANTARA) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berharap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diputuskan Pemerintah di Jabodetabek serta beberapa daerah lainnya di Indonesia, berhasil menekan penyebaran COVID-19.

"PSI berharap PSBB berhasil. Pengorbanan rakyat jangan disia-siakan. Setelah PSBB mudah-mudahan kehidupan bisa berangsur-angsur normal," kata Koordinator Juru Bicara PSI, Dara Nasution dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Polrestabes Palembang bantu sosialisasikan PSBB


Dara pun mengingatkan Pemerintah untuk melaksanakan dua hal penting supaya PSBB berhasil secara maksimal mengurangi wabah, sehingga pengorbanan rakyat yang menderita karena kehilangan penghasilan selama PSBB tidak sia-sia.

Pertama, Pemerintah benar-benar harus melaksanakan PSBB secara ketat, agar efektif menurunkan penyebaran wabah.

"Pelaksanaan PSBB jangan setengah hati seperti PSBB dua minggu lalu di Jakarta. Jalanan masih macet. Tidak ada penegakan hukum atau sanksi bagi yang keluar rumah. Hasilnya, penyebaran wabah tetap terjadi. Kasihan juga kepada rakyat yang sudah berkorban tidak bekerja namun dikhianati oleh warga lain yang bandel. Intinya PSBB harus sangat ketat," ujar Dara pula.

Kedua, Pemerintah harus siapkan swab test (Polymerase Chain Reaction/PCR) secara masif dan gratis selama PSBB. Hanya dengan tes yang masif dan gratis PSBB berfungsi maksimal.

"Tanpa tes masif dan gratis, PSBB akan sia-sia. Dengan tes kita jadi tahu siapa saja dan di mana saja penyebaran COVID-19. Kita jadi tahu kluster penyebaran virus, sehingga bisa diantisipasi penyebarannya," ujar Dara.
Baca juga: PSBB di Kota Banjarmasin dinilai tak maksimal


Jika dua hal di atas diterapkan selama PSBB, PSI berharap sebulan ke depan kehidupan mulai berangsur-angsur normal.

"Saya berharap setelah PSBB kehidupan mulai normal. Tentu dengan tetap memperketat gaya hidup seperti tetap menjaga jarak, sering cuci tangan dan memakai masker," katanya lagi.

Setelah PSBB, kata dia lagi, kantor, mal, tempat makan harus tetap menerapkan standar jarak antarpengunjung atau karyawan.

Warga juga tetap menjaga jarak, menggunakan masker dan sarung tangan, juga wajib mencuci tangan dengan sabun tiap dua jam. Ini sebagai langkah preventif ketika wabah diyakini belum benar-benar mereda.

"Ini harapan kita semua. Ketika PSBB berakhir, buruh kembali bekerja, kuli panggul bisa dapat penghasilan, pegawai mulai masuk kantor lagi, penjaga toko dan mal kembali bisa bertugas, tukang gado-gado, bakso, dan ketoprak kembali bisa berjualan seperti biasa," demikian Dara Nasution.
Baca juga: Pedagang nonkuliner Jakarta Pusat diimbau tutup selama PSBB

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020