Jakarta (ANTARA) - Allah SWT memberi ujian dan cobaan kepada masing-masing hamba-Nya. Kadar ujian yang diterima seseorang pun berbeda-beda, ada yang berat, sedang, dan ringan.

Harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, dan kehormatan, pada dasarnya merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT.

Semua ujian dan cobaan itu tentu bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan manusia di hadapan Allah. Semakin kuat dan sabar saat menerima cobaan, maka kualitas imannya akan semakin tinggi.

Godaan setan menjadi salah satu ujian berat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Manusia diperintahkan untuk selalu mengingat Allah, karena kalau sudah terjebak godaan setan, tentu akan semakin jauh dari Allah SWT.

Ulama besar Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menyebutkan enam tahapan setan mengajak (menggoda) manusia.

Tahap pertama, mengajak manusia agar menjadi kafir atau musyrik.

Jika mereka Muslim, beralih ke tahap dua, yakni manusia diajak mengamalkan bidah.

Jika mereka ahli sunnah, beralih ke tahap tiga, yakni manusia diajak melakukan dosa besar.

Jika belum berhasil, beralih ke tahap empat, yakni diajak mengerjakan dosa kecil.

Jika belum berhasil, beralih ke tahap lima, yakni manusia disibukkan dengan perkara yang mubah sehingga melalaikan amalan yang berpahala.

Jika belum berhasil juga, setan akan menggoda manusia dengan tahap keenam, yakni manusia disibukkan dengan amalan yang kurang utama agar meninggalkan amalan yang lebih utama, misalnya manusia disibukkan mengamalkan amalan sunnah daripada yang wajib.

Di dalam Al Quran, Allah SWT telah mengingatkan kita tentang godaan bangsa iblis/setan yang selalu mengajak pada jalan kesesatan, antara lain di Surat Al A’raf (7) ayat 16-18 yang menyebutkan, “... Iblis menjawab, Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)".

Lalu Allah SWT berfirman, "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

Demikianlah tekad iblis/setan yang selalu berusaha menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan.

Ulama besar Imam Al Ghazali mengajarkan bagaimana seorang hamba berupaya menggagalkan godaan setan. Pertama, membuat kurus setan dengan memperbanyak berdzikir mengingat Allah SWT.

Kedua, menghindari tempat-tempat kemaksiatan dan orang-orang yang munkar, karena dapat membawa kita pada kesesatan.

Ketiga, hendaknya seorang hamba selalu sadar bahwa sesungguhnya tujuan setan menggoda hanyalah ingin menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan dan kemudharatan abadi.

Keempat, sadarilah bahwa setan juga bersifat pengecut. Ia menginginkan banyak teman dalam kesesatannya. Semakin banyak teman yang menemani dirinya dalam kesesatan ia akan semakin puas.

Kelima, janganlah terlalu banyak makan, karena kondisi lapar akan mempermudah seorang hamba dalam mengingat Allah SWT.

Karena itu, sudah seharusnya umat Islam senantiasa mengikuti perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, agar terhindar dari pengaruh setan yang selalu mengajak ke pintu kesengsaraan, yaitu neraka jahanam.
(Dari berbagai sumber)

Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020