Jakarta (ANTARA) - Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengeluarkan rekomendasi konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk pencegahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman bawang merah.

Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan, dalam konsep PHT, pengendalian OPT dapat dilakukan secara preventif, artinya hal yang harus dilakukan sebelum ada serangan dan secara kuratif artinya yang harus dilakukan setelah ada serangan.

"Pengendalian OPT secara preventif dimulai dari pengaturan pola dan waktu tanam. Pengaturan pola tanam bertujuan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit di suatu wilayah atau area lahan tertentu," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Balitbangtan kembangkan whey susu untuk peningkat imunitas

Oleh karena itu dalam pengaturan pola tanam harus diupayakan pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak berasal dari satu keluarga atau famili.

Jika pergiliran tanaman dilakukan dalam satu famili, OPT akan selalu mendapatkan inang, sehingga siklus hidupnya berlanjut.

Langkah kedua yang direkomendasikan oleh salah satu Unit Kerja dibawah Balitbangtan ini adalah dengan pengaturan sistem tanam.

Untuk mengurangi serangan OPT sistem tanam dapat dilakukan dengan sistem tumpangsari, tumpanggilir, menanam tanaman perangkap, menanam tanaman penghadang, atau menanam di dalam rumah kasa untuk menekan serangan OPT.

Langkah selanjutnya dalam penerapan PHT adalah pengolahan lahan yang benar. Cara ini digunakan untuk menekan OPT dari dalam tanah. Oleh karena itu jeda waktu yang diperlukan dari pengolahan tanah awal sampai dengan siap tanam minimal 1 bulan.

Dengan jeda waktu yang panjang, patogen dan kepompong hama di dalam tanah akan terjemur oleh sinar matahari sehingga akan mati.

Baca juga: Balitbangtan: Daun kemangi bisa cegah penurunan kemampuan otak

Hal lain yang bisa dilakukan adalah pemasangan perangkap OPT bertujuan untuk menekan populasi awal OPT agar perkembangannya tidak menimbulkan kerugian.

"Salah satu perangkap OPT yang direkomendasikan adalah Feromon Exi, yang digunakan untuk menekan serangan hama ulat bawang. Biasanya dipasang sebanyak 20 buah/hektar," ujar Fadjry.

Selain itu bisa juga menggunakan perangkap lampu sebanyak 40 buah per hektar. Sedangkan untuk menekan populasi trips dan kutudaun, dipasang perangkap lekat warna kuning sebanyak 40-50 buah/ ha.

Dalam pengendalian OPT ramah lingkungan, peranan musuh alami harus lebih diutamakan dengan menitikberatkan pada pemanfaatan musuh alami domestik dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukung semakin berfungsinya musuh-musuh alami secara maksimal.

Beberapa musuh alami penting seperti parasitoid, predator dan cendawan entomatogen diketahui dapat menekan serangan OPT pada tanaman bawang merah.

Penggunaan biopestisida juga bisa dilakukan untuk mengendalikan OPT. Lebih dari 2300 jenis tumbuhan dari berbagai penjuru dunia diketahui dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui mengandung bahan aktif insektisida.

Beberapa tumbuhan yang dapat digunakan sebagai biopestisida dan efektif mengendalikan OPT bawang merah antara lain serai wangi, babadotan, kirinyuh, tagetes, mindi, nimbi, kipahit, kacang babi, legundi, kapayang, gamal, bintaro, mengkudu, berenuk.



 

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020