pandemi COVID-19 pasti memiliki dampak terhadap perkebunan kelapa sawit. Sejumlah perusahaan mulai melakukan strategi untuk bisa terus bertahan di tengah kondisi saat ini yang memaksa ekonomi seakan bertahan di titik nol karena minimnya aktivitas pas
Sampit (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengakui pandemi COVID-19 membawa dampak terhadap perekonomian namun optimistis perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah mampu bertahan dan bisa melewati masa-masa sulit ini.

"Saya sependapat dengan yang disampaikan Sekjen Gapki Pusat Kanya Lakshmi Sidarta bahwa memang ada dampak secara finansial bagi perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah, namun belum sampai ada yang melakukan proses PHK (pemutusan hubungan kerja) atau bahkan hingga menutup perusahaan," kata Ketua Bidang Publikasi dan Komunikasi Gapki Kalimantan Tengah Siswanto di Sampit, Senin.

Siswanto mengakui, pandemi COVID-19 pasti memiliki dampak terhadap perkebunan kelapa sawit. Sejumlah perusahaan mulai melakukan strategi untuk bisa terus bertahan di tengah kondisi saat ini yang memaksa ekonomi seakan bertahan di titik nol karena minimnya aktivitas pasar.

Baca juga: Industri sawit jamin kebutuhan minyak makan hingga Lebaran

Dia menanggapi informasi terkait ada dua perusahaan perkebunan di Kalimantan Tengah yang dinyatakan tutup. Dia menegaskan, hingga saat ini Gapki Kalimantan Tengah tidak bisa menemukan data tersebut.

Menurut Siswanto sejumlah langkah finansial telah dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah untuk bertahan dan menghindari PHK. Penghematan dilakukan di berbagai bidang dalam menyiasati kondisi sulit ini.

"Bahasa lainnya adalah dengan mengencangkan ikat pinggang, mengelola pemasukan dengan pengeluaran agar perusahaan tetap bisa bertahan di tengah kondisi pandemi COVID-19 dan karyawan tetap bisa menafkahi keluarga mereka," kata Siswanto.

Perusahaan juga berupaya semaksimal mungkin membantu petani. Petani kelapa sawit yang menjual hasil kebunnya ke perusahaan, masih mampu dihargai dengan secara manusiawi, yang masih dikategorikan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Baca juga: Gapki catat industri sawit sumbang devisa 3,5 miliar dolar AS

Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian agar dapur petani sawit rakyat tetap mengepul di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda.

Siswanto menambahkan, meskipun dalam kondisi seperti ini, perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah juga masih turut serta membantu tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di wilayah perusahaan mereka berada.

Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan Gapki agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir dan ekonomi kembali bergeliat seperti sedia kala.

Siswanto mengajak seluruh pihak turut bekerjasama dalam menangani pandemi COVID-19 ini, dengan saling memberikan semangat, termasuk di dunia perkebunan kelapa sawit.

Menurutnya, setiap perusahaan memiliki ribuan karyawan, yang apabila memiliki ketakutan berlebihan terhadap nasib pekerjaan mereka sebagai karyawan justru dikhawatirkan akan membuat mereka panik. Secara kesehatan, kondisi itu dikhawatirkan juga akan mengurangi imunitas atau daya tahan tubuh dalam menangkal serangan penyakit.

Baca juga: Kementan gandeng Gapki antisipasi penyebaran COVID-19

"Sekali lagi saya menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah yang tutup maupun melakukan PHK terhadap karyawan," tegas Siswanto.

Siswanto yakin, spirit dan antusias dari pengusaha akan membawa manfaat apabila didukung oleh kerja keras para karyawan, mendapat perlindungan dari aparat penegak hukum dan pemerintah daerah, terutama terciptanya Iklim investasi yang menjamin kepastian hukum dalam berinvestasi di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai ini.


 

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020