Bogor (ANTARA News) - Peringatan satu abad (100 tahun) Kapel (tempat berdoa) Regina Pacis Bogor, kemarin, "dibedah" oleh sejarawan dan arkeolog, melalui sebuah dialog bertajuk "Satu Abad Kapel Regina Pacis dan Warisan Budaya" di aula SMA sekolah itu.

Direktur Sekolah Regina Pacis Bogor Suster E.M. Cecilia Hartati, FMM, sebelumnya membuka secara resmi dialog yang dihadiri berbagai kalangan itu, termasuk para guru.

Dua narasumber yakni sejarawan bangunan berusia tua dan bersejarah Pater Adolf Heuken, SJ dan arkeolog Winarni, SS, MT yang juga Kepala Program Perencanaan Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, mengupas aspek kapel tersebut, khususnya dalam posisinya sebagai benda cagar budaya.

Pater Hauken dalam kesempatan itu menilai bahwa bangunan-bangunan bersejarah yang ada, apakah istana, masjid, gereja dan bentuk lainnya harus dijaga dari kepunahan karena hal itu merupakan warisan sejarah, yang menjadi ciri khas di suatu daerah.

"Memang ada foto-foto tentang bangunan bersejarah itu, namun akan sangat bermakna jika bangunan-bangunannya tetap ada," katanya dan menambahkan bahwa Kapel Regina Pacis Bogor yang sudah berusia satu abad itu, adalah peninggalan yang sangat berharga, sehingga harus tetap dijaga.

Menurut dia, untuk bangunan bersejarah yang sudah diabadikan dalam bentuk foto patut disyukuri, tetapi ditegaskannya kembali bahwa akan lebih baik jika tetap ada dalam bentuk bangunannya.

Sementara itu, Winarni, arkeolog yang juga anggota Kelompok Kerja (Pokja) untuk "master plan" Candi Borobudur memaparkan konsep yang disebutnya "heritage for all" untuk menjaga dan menyelamatkan benda dan bangunan cagar budaya.

Dalam kaitan itu, ia menyarankan agar muatan lokal (Mulok) pendidikan di suatu daerah, tidak hanya memberi tempat bagi bahasa daerah saja --kalau di Bogor misalnya bahasa Sunda--namun bisa diperluas dalam kaitan budaya secara umum.

"Jadi untuk Mulok ke depan yang dimasukkan kurikulum sekolah tidak sebatas bahasa daerah setempat, namun juga aspek budaya masyarakat lainnya," katanya.

Khusus mengenai Kapel Regina Pacis, karena sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya, kata dia, keberadaannya mesti tetap terjaga.(*)



Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009