Pamekasan (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan, Sabtu, menggelar aksi demo memprotes keterlibatan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus itu dalam politik praktis.

Aksi demo yang dilakukan mahasiswa yang mengatasnamakan diri Forum Koalisi BEM Fakultas Peduli Kampus (FKBPK), digelar di halaman kampus UIM Desa Bettet, Pamekasan.

Para demonstrans membawa berbagai poster dan spanduk yang isinya memprotes tindakan ketua BEM UIM, terlibat politik praktis pada pemilu legislatif 9 April 2009. Para demonstran menilai, keterlibatan ketua BEM UIM, Sahuri, telah menyimpang dari nilai moral mahasiswa dan institusi BEM sebagai agen kontrol dan agen perubahan sosial.

"Tindakan semacam itu sudah menyimpang. Keterlibatan ketua BEM dalam dunia politik praktik hanya akan menjadikan BEM sebagai organisasi yang partisan. Padahal BEM dibentuk agar menjadi organisasi mandiri dan menjadi kontrol sosial dan pemerintah," kata koordinator lapangan (Korlap) aksi, Abdurrahman.

Para demonstrans juga menuntut Sahuri mengundurkan diri jabatannya, sebagai ketua BEM.

Setelah puas berorasi, para demonstran yang merupakan perwakilan dari berbagai berbagai BEM fakultas di Kampus Hijau UIM itu beramai-ramai menuju kantor sekretariat BEM dan melakukan aksi penyegelan, lalu membakar poster dan spanduk yang dibawanya, sebelum akhirnya membubarkan diri.

Mahasiswa juga meminta agar Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) segera menjaring bakal calon ketua BEM UIM yang baru, sebagai pengganti ketua BEM periode 2008-2009.

"Ketua BEM yang sekarang ini kan jabatannya juga telah berakhir. Makanya KPUM harus segera menjaring bakal calon ketua BEM yang baru dan segera menggelar pemilihan umum," kata Abdurrahman.

Sementara ketua BEM UIM Pamekasan, Sahuri menyatakan, terlibat dalam dunia politik praktis pada pemilu legislatif 9 April 2009 lalu dengan menjadi calon legislatif salah satu partai politik, karena ia juga merupakan anggota masyarakat yang berhak ikut dalam dunia politik.

Di kampus saya memang mahasiswa dan ketua BEM, tapi di masyarakat saya kan seperti masyarakat pada umumnya yang berhak juga berpolitik," katanya.

Terkait tuntutan mengundurkan diri sebagai ketua BEM, menurut Sahuri hal itu akan dilakukan jika melalui proses yang benar, bukan karena paksaan sebagaimana diinginkan para demonstrans. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009