Jakarta (ANTARA) - HOOQ membenarkan akan menutup layanan streaming video mereka di Indonesia pada 30 April mendatang.

"Pemegang saham HOOQ sudah melakukan pengajuan berkas likuidasi secara sukarela di Singapura pada 27 Maret," kata Country Head HOOQ Indonesia, Guntur Siboro, saat dihubungi Antara, Selasa.

Reuters pada Maret lalu memberitakan HOOQ Digital mengajukan likuidasi karena tidak dapat bertumbuh secara memadai maupun meraih profit yang berkelanjutan untuk menutupi biaya yang terus naik.

Baca juga: HOOQ-XL Axiata sediakan layanan nonton streaming

Baca juga: Telkomsel-HOOQ gelar kompetisi stand up digital


HOOQ disebut tidak bisa bersaing dengan penyedia layanan video on-demand serupa lainnya yang beroperasi di Asia, termasuk Netflix.

Sejak pengajuan berkas pada 27 Maret, HOOQ menyatakan sudah tidak lagi mengenakan biaya berlanggan kepada konsumen yang sudah ada.

Mereka juga sudah tidak melakukan aktivasi pelanggan baru.

Pengajuan likuidasi di Singapura dilakukan oleh Singapore Telecommunications, atau Singtel, selaku pemegang saham terbanyak di HOOQ. Singtel menguasi 76,5 persen saham HOOQ.

HOOQ merupakan perusahaan joint venture dari Singtel, Sony Pictures Television dan Warner Bros Entartainment, berdiri sejak 2015. Layanan tersebut tidak hanya tersedia di Indonesia dan Singapura, sejak berdiri HOOQ juga bisa dinikmati di Thailand dan Filipina.

Di Indonesia HOOQ bekerja sama dengan rumah produksi lokal untuk menyediakan konten di platform tersebut, antara lain MD Pictures dan Starvision.

Baca juga: HOOQ ajukan likuidasi di Singapura

Baca juga: HOOQ akan perbanyak konten lokal

Baca juga: HOOQ jaga pembaruan konten dalam persaingan video streaming

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020