Jakarta (ANTARA) - Sisi positif dari kebijakan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah masing-masing dalam menjalani aktivitasnya selama masa pandemi COVID-19, antara lain adalah lebih mengakrabkan hubungan anak dan orangtua.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh anak dan orangtua untuk mengatasi masa-masa kejenuhan selama beraktivitas di rumah. Di sisi lain, banyak orangtua tidak menyadari bahwa waktu untuk lebih dekat dengan anak-anak menjadi lebih banyak.

Mulai dari kegiatan bermain, belajar dan mengerjakan tugas sekolah, memasak, sahur dan berbuka, beribadah seperti mengaji, serta mengerjakan shalat fardhu dan shalat tarawih, dilakukan bersama-sama.

Tanpa disadari di sinilah sebenarnya kesempatan besar bagi orangtua terutama ayah sebagai kepala keluarga untuk lebih banyak mengambil peran mendidik anak-anak dengan memberi contoh-contoh dan keteladanan yang baik kepada anak.

Baca juga: Pemerintah siarkan tausiyah dari Masjid Istiqlal untuk bulan Ramadhan

Baca juga: Tetap gaya walau di rumah aja


Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Seseorang yang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada bersedekah dengan satu sha." (Hadist Riwayat Tirmidzi).

Dalam hadist yang lain, "Tidaklah ada pemberian yang lebih baik dari seorang ayah kepada anaknya daripada akhlak yang baik." (Hadist Riwayat Tirmidzi).

Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdul Razaq dan Sa'id bin Manshur, Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah anak-anak dan keluargamu kebaikan, dan didiklah mereka."

Memberikan contoh keteladanan yang baik, dalam pandangan Islam, merupakan metode paling membekas pada anak didik. Ketika si anak menemukan kedua orangtua sebagai teladan yang baik dalam banyak hal, maka sang anak telah menerima prinsip-prinsip kebaikan yang membekas dalam jiwanya.

Ketika kedua orangtua menginginkan sang anak tumbuh dalam kejujuran, amanah, sopan santun, penuh kasih sayang, menjauhi perbuatan yang tidak diridhai Allah, maka hendaklah kedua orang tuanya memberikan keteladanan terhadap hal-hal tersebut.

Anak yang melihat orang tua berbuat dusta, tentu ia tidak mungkin belajar jujur. Anak yang melihat orang tuanya berkhianat, tentu ia tidak mungkin belajar amanah. Anak yang mendengar orang tuanya berkata kasar, mencaci maki dan mencela, tentu ia tidak akan belajar bertutur manis.

Anak yang melihat orang tuanya sering marah, bersitegang dan emosi, tidak mungkin ia akan belajar sabar. Anak yang melihat orang tuanya bersikap keras dan bengis, tidak mungkin ia akan belajar kasih sayang.

Dengan demikian, anak akan tumbuh dalam kebaikan dan terdidik dalam keutamaan akhlak, jika ia melihat kedua orang tuanya memberikan keteladanan yang baik. Demikian pula sebaliknya, anak akan tumbuh dalam kenakalan dan berjalan di jalan yang penuh maksiat, jika ia melihat kedua orang tuanya memberi teladan yang buruk.

Di sisi lain, orang tua hendaknya juga mengajarkan kepada anak-anaknya mengenai sosok keteladanan pertama dalam agama Islam, yakni Rasulullah Muhammad SAW. Sebagaimana sabda Rasulullah, "Didiklah anak-anakmu tiga perkara, di antaranya cinta kepada Nabi mereka dan kepada sanak saudaranya."
 
Dalam hadist yang lain disebutkan, "Kami mengajarkan anak-anak riwayat hidup Rasulullah SAW, seperti kami mengajarkan kepada mereka surat Al Quran."

Semoga kita senantiasa mendapat petunjuk untuk lebih dekat dengan keluarga, memberi arahan dan contoh keteladanan yang baik kepada anak-anak sehingga kelak mereka menjadi orang-orang yang sesuai dengan harapan kita semua. Wallahu a'lamu bisshawwab.

(Dikutip dari buku "Pendidikan Anak dalam Islam" karya Dr Abdullah Nashih Ulwan)

Baca juga: Bingung di rumah aja? Yuk jalan-jalan di museum via daring

Baca juga: Kak Seto ajak orang tua jadi guru bagi anak hadapi COVID-19

Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020