angka dua persen itu dengan asumsi COVID-19 akan mereda pada Juni dan Juli 2020 namun jika terus berlanjut akan membuat ekonomi Sumbar kian turun.
Padang, (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar berada pada kisaran dua persen pada tahun ini sebagai imbas dari wabah Corona Virus Disease (COVID-19).

"Kalau dalam kondisi normal ekonomi Sumbar mampu tumbuh lima persen, dengan adanya wabah COVID-19 turun menjadi dua persen," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Rabu.

Menurut dia angka dua persen itu dengan asumsi COVID-19 akan mereda pada Juni dan Juli 2020 namun jika terus berlanjut akan membuat ekonomi Sumbar kian turun.

Baca juga: Peneliti perkirakan ekonomi Indonesia pulih pada 2022, ini alasannya

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata ada banyak sektor yang terdampak mulai dari transportasi, hotel, restoran, perdagangan hingga kuliner,

Selain itu semua usaha kecil menengah yang terkait pariwisata juga terimbas dan tidak bisa beroperasi.

"Bahkan ada pelaku UKM yang beralih usaha menjadi produsen APD agar tetap bisa bertahan," kata dia.

Ia menyampaikan hal ini tidak hanya menimpa Sumatera Barat melainkan semua daerah yang terdampak COVID-19 juga merasakan hal serupa.

Apalagi sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar, diharapkan ini tidak berlangsung lama, kata dia.

Ia menyampaikan untuk memulihkan ekonomi Sumbar amat bergantung pada APBD dan anggaran dari pemerintah pusat yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: BI optimis ekonomi RI bisa tumbuh 6 persen tahun 2021 pasca-COVID-19

Ekonomi Sumbar masih ditopang oleh pengeluaran pemerintah dan konsumsi rumah tangga, jika keadaan sudah normal butuh waktu untuk menyesuaikan diri dalam segala sektor, ujarnya.

Pada sisi lain menyambut Lebaran 1441 Hijriah ia menyampaikan pihaknya tidak melayani penukaran uang pecahan kecil karena kondisi COVID-19.






 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020