Perbedaan suku bunga SBN kita dengan luar negeri itu tinggi sekali dan itu menarik
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan imbal hasil atau yield surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun yang dilelang pemerintah mencapai 8,08 persen atau jauh lebih tinggi dibandingkan produk serupa di Amerika Serikat dengan perbedaan sekitar 7,5 persen.

“Perbedaan suku bunga SBN kita dengan luar negeri itu tinggi sekali dan itu menarik,” katanya dalam keterangan pers daring di Jakarta, Rabu.

Surat utang Pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury dengan tenor 10 tahun menawarkan imbal hasil 0,61 persen pada Selasa (28/4/2020).

Baca juga: Gubernur BI sebut minat investor tinggi beli SBN mampu dongkrak rupiah

Gubernur BI menyebutkan imbal hasil yang tinggi dalam lelang SBN pada pasar perdana Selasa (28/4/2020) diprediksi membuat lelang SBN hanya dimenangkan mencapai Rp16,6 triliun dari total penawaran masuk mencapai Rp44,4 triliun.

Padahal, pemerintah menargetkan Rp20 triliun hingga maksimal Rp40 triliun.

“Mereka bid-nya dengan minta yield terlalu tinggi, mengira yang akan diterbitkan pasar itu tinggi banget padahal kalau dihitung tidak terlalu tinggi. Minggu-minggu ini pasar masih pelajari ini,” katanya.

Sementara itu, BI menawar lelang SBN pada pasar perdana Selasa (28/4/2020) sebesar Rp7,5 triliun namun yang dimenangkan pemerintah mencapai Rp2,3 triliun.

Sedangkan, sisanya sebesar Rp14,3 triliun lelang SBN dipenuhi dari pelaku pasar.

Dalam lelang SBN bank sentral itu sebagai non-competitive bidder atau pihak yang tidak ikut dalam perhitungan harga di pasar.

Sesuai kesepakatan antara BI dengan Kementerian Keuangan, di pasar non-competitive bidder itu bank sentral maksimum bisa membeli sebesar 25 persen dari target maksimal.

Rencananya pemerintah akan kembali melakukan lelang SBN sisa yang belum terpenuhi dari target maksimal Rp40 triliun itu dalam lelang tambahan atau greenshoe auction dengan penawaran dari BI yang sama yakni Rp7,5 triliun dan jika belum juga terpenuhi melalui lelang tahap ketiga yakni private placement yang menyesuaikan harga pasar terkini oleh pedagang harga efek Indonesia (PHEI).

Baca juga: BI injeksi likuiditas Rp503,8 triliun melalui pelonggaran moneter
Baca juga: BI perkirakan pembiayaan defisit fiskal COVID-19 capai Rp1.400 triliun


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020