New York (ANTARA) - Harga minyak melonjak lebih dari 10 persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah stok minyak mentah AS meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan dan bensin mencatat penarikan mengejutkan, mendukung optimisme bahwa konsumsi bahan bakar akan pulih karena beberapa negara Eropa dan negara bagian AS melonggarkan penguncian virus corona.

Harga minyak mentah jatuh awal bulan ini, dengan tangki bahan bakar global terisi sekitar 30 persen akibat upay-upaya untuk memperlambat penyebaran virus. Untuk mengurangi kelebihan pasokan, negara-negara penghasil minyak utama sepakat pada pertengahan April memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari. Produsen serpih dan perusahaan minyak juga mengurangi produksi.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 2,72 dolar AS atau 22,04 persen, menjadi menetap pada 15,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 2,08 dolar AS atau 10,17 persen, menjadi ditutup pada 22,54 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca juga: Patokan Brent naik, WTI jatuh kekurangan penyimpanan

Persediaan minyak mentah AS bertambah sembilan juta barel pekan lalu menjadi 527,6 juta barel, sekitar tujuh juta barel di bawah rekor tertinggi mereka, Badan Informasi Energi AS mengatakan. Penambahan itu sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan para analis untuk kenaikan 10,6 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.

"Jumlah minyak mentah adalah angka besar pada akhir hari, tetapi itu tidak sebesar angka yang kita miliki selama tiga minggu terakhir," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho di New York. Penambahan yang melambat telah menunda penyimpanan minyak mentah AS dari pengisian hingga penuh, Yawger mengatakan, sebuah skenario yang kemungkinan akan mengirim harga jatuh ke wilayah negatif lagi.

Data juga menunjukkan penurunan signifikan dalam stok bensin AS sebesar 3,7 juta barel dari rekor tertinggi pekan lalu karena kenaikan moderat dalam permintaan bahan bakar mengimbangi rebound dalam produksi kilang.

Permintaan bensin selama empat minggu terakhir tetap turun 44 persen dari tahun sebelumnya, tetapi penarikan menunjukkan penurunan konsumsi mungkin mendatar. Permintaan bahan bakar secara keseluruhan telah menurun 28 persen dalam empat minggu terakhir.

Baca juga: ICDX perdagangkan kontrak minyak mentah WTI dan lengkapi kumpulan kontrak multilateral GOFX

Sementara penyimpanan AS yang cepat terisi, pengurangan produksi minyak mentah oleh produsen serpih AS - diperkirakan oleh konsultan Rystad Energy sebesar 300.000 barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni - akan memperlambat aliran ke tangki.

Regulator di Texas, negara bagian penghasil minyak terbesar AS, akan memberikan keputusan pada 5 Mei apakah akan memberlakukan pengurangan produksi. Pejabat di North Dakota dan Oklahoma juga mempertimbangkan kemungkinan pemotongan produksi.

Itu akan menambah pembatasan produksi hampir 10 juta barel per hari yang disetujui oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen besar lainnya termasuk Rusia.

Harga juga mendapat dukungan dari harapan untuk pemulihan permintaan karena negara-negara Eropa termasuk Prancis dan Spanyol, bersama dengan beberapa negara bagian AS berencana untuk mencabut beberapa pembatasan kuncian segera.

"Selama kita melihat pembukaan dalam ekonomi, kita tidak akan melihat kejatuhan seperti yang kita lihat seminggu yang lalu," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut. "Tapi pasar yang kembali ke masa sebelum krisis akan sulit didapat."

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020