Ngawi, Jawa Timur (ANTARA News) - Pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri tidak berorientasi mengejar ijazah formal, sehingga orang tua atau wali santriwati sejak awal pendaftaran bisa memutuskan apakah tetap mengamanahkan putrinya untuk memilih pendidikan di pondok itu.

"Komitmen tersebut sengaja kami sampaikan di awal sehingga calon santriwati dan orang tua atau wali sudah mengetahui segala konsekuensinya," kata ustadz Suwarno TM, S.Ag, pengasuh Pondok Modern Gontor Putri 2 di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim), Kamis.

Saat memaparkan di depan orang tua dan wali santriwati, ia mengemukakan bahwa penegasan mengenai konsekuensi menimba ilmu di

Pondok Modern Gontor Putri seperti itu diharapkan menjadi kesadaran
bersama, sehingga para santriwati benar-benar memilih belajar di
pondok modern itu dengan keikhlasan.

Bahkan setelah lulus pendidikan enam tahun, santriwati juga diwajibkan untuk tugas pengabdian selama setahun, dengan tempat dimana saja.

"Tapi Insya Allah, para santriwati yang sudah digembleng pendidikan di Gontor ini akan menjadi pribadi muslimah yang tangguh," katanya.

Tak hanya itu, kata Suwarno, jika setahun pengabdian sudah dilakukan pun, tidak serta merta dikeluarkan ijazah formal, terkecuali ada permintaan kepada kiai pengasuh Pondok Modern Gontor yang intinya adalah adanya keinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

"Permintaan izin kepada kiai itu sekaligus silaturahmi antara santriwati dengan pengasuh, yang juga sebagai ajang untuk mendoakan," katanya.

Dari informasi yang ada di pondok tersebut, pola kehidupan di Pondok Modern Darussalam Gontor didasarkan pada nilai-nilai dan falsafah hidup, yang berupa gagasan, cita-cita, panca jiwa, panca jangka dan motto.

Motto Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan pada pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009