Madiun (ANTARA) - Sebanyak 94 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Desa Temboro, Magetan asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur akan menjalani ulang "rapid test" atau tes cepat untuk mendeteksi kemungkinan paparan virus corona jenis baru atau COVID-19, setelah wilayah ponpes setempat dinyatakan sebagai zona merah.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono di Madiun Jumat mengatakan ke-94 santri tersebut sebelumnya dinyatakan nonreaktif pada rapid test tahap awal. Sejak kasus positif corona di Temboro meledak, Pemkab Madiun berhasil melacak 104 santrinya dan segera melakukan rapid test.

Baca juga: Tambahan positif COVID-19 di Probolinggo dari santri Ponpes Temboro

"Ada 104 santri asal Kabupaten Madiun yang baru pulang dari Ponpes Temboro dan telah dilakukan rapid test pertama. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 santri hasilnya reaktif dan 94 nonreaktif," ujar Soelis, sapaan akrab Soelistyo Widyantono.

Pihaknya mewaspadai potensi penularan, sebab tidak menutup kemungkinan hasil nonreaktif berubah menjadi reaktif. Hal itu melihat dari masa inkubasi virus, tingkat imunitas tubuh, dan tidak diketahui secara pastinya hari pertama orang bersangkutan terinfeksi.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Magetan bertambah 12 orang

"Sebatas jaga-jaga, banyak pengalaman seperti itu. Malahan ada juga sekarang OTG. Jadi ada 94 orang yang akan dites ulang," katanya.

Sedangkan sebanyak 10 santri yang reaktif telah diisolasi di beberapa rumah sakit rujukan penanganan corona di Kabupaten Madiun, di antaranya RSUD Caruban dan Dolopo. Mereka menunggu hasil tes swab yang belum keluar. Sedangkan 94 santri nonreaktif diminta isolasi mandiri di rumah.

Baca juga: Kabupaten Magetan evakuasi 18 santri Temboro pasien COVID-19 ke RSUD

Dinkes telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya untuk ikut mengawasi.

"Kalau hasil rapid test kedua reaktif, dilanjutkan pengambilan swab untuk uji laboratorium," katanya.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020