Masa depan lebih baik daripada sekarang. Makna ayat ini tersirat dalam QS. Ad Dhuha, 'Walal akhirotu khoirul laka minal ula'
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong dalam menghadapi pandemik COVID-19 agar segera berlalu dari Indonesia.

"Masa depan lebih baik daripada sekarang. Makna ayat ini tersirat dalam QS. Ad Dhuha, Walal akhirotu khoirul laka minal ula," katanya, di Jakarta, Jumat.

Hal tersebut disampaikan pada kegiatan Jumat Bersama BPIP bertema "Membangun Masa Depan: Prespektif Surat Ad-Duha" yang dilakukan secara virtual dengan moderator Direktur Pengkajian Materi BPIP Muhammad Sabri.

Baca juga: Kepala BPIP: Berpuasa itu membangun peradaban

Yudian menjelaskan makna kata akhirotu dalam QS Ad Dhuha ayat 4 tersebut banyak diartikan sebatas akhirat, tetapi secara lebih jauh bisa dimaknai sebagai masa depan dilihat dari asbabun nuzulnya, yakni sebab atau latar belakang turunnya ayat.

"Kata akhirotu di ayat ini kan dilawankan dengan ula atau yang pertama (awal), bukan dunya (dunia). Makanya, saya cenderung mengartikan kata akhirotu ini sebagai masa depan. Kehidupan ini berjalan terus," tuturnya.

Dilihat dari asbabun nuzul QS Ad Dhuha, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengatakan surat tersebut turun ketika terjadi keterputusan wahyu, yakni wahyu tidak kunjung datang beberapa waktu, sementara Nabi Muhammad SAW sangat mengharapkan turunnya wahyu dari Allah SWT.

Bahkan, kata dia, ketika itu orang yang tidak suka dengan Nabi Muhammad kemudian mencibir bahwa beliau telah ditinggalkan oleh Allah SWT, karena tidak kunjung mendapatkan wahyu.

"Nah, kemudian turun surat ini, Ad Dhuha yang artinya waktu matahari sepenggalahan naik. Bahasa lainnya, the rising light, kalau di politik rising star," ujarnya.

Jadi, kata dia, Allah SWT mengingatkan bahwa akhir lebih baik daripada permulaan atau masa depan lebih baik daripada masa sekarang melalui surat tersebut, ketika Nabi Muhammad SAW mendapatkan kritik dan sebagainya saat wahyu tak kunjung turun.

Baca juga: Wapres minta Kepala BPIP klarifikasi pernyataan Pancasila dan agama

"Akhir atau akhirotu yang dimaksud ini berjalan setiap detik dalam kehidupan. Ya, semuanya nanti menuju pada akhir, yakni kematian menuju kehidupan akhirat. Masa depan lebih baik daripada sekarang, yang segera jadi kemarin. Jadi, hati-hati, karena hidup ini cepat," tuturnya.

Melalui QS Ad Dhuha, kata dia, Allah SWT mengingatkan manusia bahwa masa depan lebih baik dari sekarang, termasuk sekarang ini ketika bangsa Indonesia tengah diuji dengan penyebaran virus Corona.

"Akhir dari wabah COVID-19 nanti akan lebih baik daripada sekarang. Bangsa Indonesia akan segera terbebas dari wabah, tetapi ada catatannya. Apa? Kita harus melaksanakan apa yang disarankan pemerintah," katanya.

Yudian mengungkapkan pandemik COVID-19 dalam proses dhuha bagi Indonesia bisa dimaknai akan membawa negara ini menuju pada rising country atau negara yang bangkit, dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

"Dengan QS Ad Dhuha, bangsa Indonesia harus bergotong royong, memperkuat gotong royong lagi, bersatu sehingga segera terbebas dari COVID-19," katanya menambahkan.

Baca juga: BPIP-KPK kerja sama soal pendidikan dan pembumian Pancasila

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020