Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi keuangan Kamis pada seorang penasehat Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok Syiah yang bermarkas di Irak Kata`ib Hizbullah yang dicap sebagai kelompok teroris asing.

Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya telah membekukan aset Abu Mahdi al-Muhandis, seorang penasehat komandan Pasukan Qods Iran, cabang Korp Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), dan kelompok "ekstrimis" Syiah Kata`ib Hizbullah karena menjadi ancaman keamanan di Irak.

Al-Muhandis dikenali juga dengan 19 nama lainnya.

IRGC dituduh telah memberikan bantuan material pada berbagai kelompok garis keras -- Hizbullah yang bermarkas di Libanon, Hamas, Jihad Islam Palestina dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina - Komando Umum (PFLP-GC).

Selanjutnya, Pasukan IRGC-Qods memberikan "bantuan mematikan kepada Kata`ib Hizbullah dan kelompok milisi Syiah Irak lainnya yang menyerang dan membunuh" tentara AS atau koalisi dan pasukan keamanan Irak, satu pernyataan departemen keuangan mengatakan.

Pasukan IRGC-Qods ditunjuk sebagai kelompok "teroris global yang telah ditandai secara khusus" oleh Depkeu AS pada 2007.

Deplu AS Kamis juga menetapkan Kata`ib Hizbullah sebagai "organisasi teroris asing" karena diduga "telah melakukan atau menimbukan risiko signifikan untuk melakukan aksi-aksi terorisme".

"Al-Muhandis dan Kata`ib Hizbullah telah melakukan, mengatur, membantu, atau menimbulkan risiko yang signifikan untuk melakukan aksi kekerasan terhadap pasukan koalisi dan keamanan Irak," pernyataan itu mengatakan.

Antara Maret 2007 dan Juni 2009, para anggota Kata`ib Hizbullah yang bermarkas di Baghdad ikut serta dalam banyak serangan granat berpeluncur-roket dan serangan mortir yang dibantu roket rakitan terhadap pasukan AS, katanya.

Depkeu AS menduga bahwa Kata`ib Hizbullah didanai oleh Pasukan IRGC-Qods dan menerima latihan dan bantuan senjata dari Hizbullah yang bemarkas di Libanon.

Dalam satu contoh, kata pernyataan itu, Hizbullah memberikan pelatihan pada para anggota Kata`ib Hizbulah di Iran.

Sanksi Depkeu itu termasuk perintah eksekutif yang ditargetkan terhadap kelompok gerilyawan dan milisi serta pendukung mereka.

"Penunjukan itu memainkan peran kritis dalam upaya kami untuk melindungi tentara koalisi, pasukan keamanan Irak dan warga sipil dari orang-orang yang menggunakan kekerasan terhadap orang-orang yang tak bersalah untuk mengintimidasi dan untuk merusak kemerdekaan dan kemakmuran Irak," kata Stuart Levey, wakil menlu untuk terorisme dan intelijen keuangan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009