Palembang (ANTARA) - Warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang terdampak ekonominya setelah adanya wabah COVID-19 dalam tiga bulan terakhir, kini mulai menjual perhiasan emas untuk biaya hidup sehari-hari.

Salah seorang warga, Fauzi di salah satu toko emas di kawasan pertokoan Beringin Janggut Palembang, Senin, mengatakan, dirinya yang selama ini mengandalkan ekonomi keluarga dengan berjualan membuka warung nasi pindang, selama adanya wabah virus corona usahanya sepi dan tutup sementara.

"Warung sepi pembeli sekarang ini karena banyak warga yang tidak keluar rumah, untuk memenuhi kebutuhan hidup sejak dilakukan penutupan sementara tempat jualan dua bulan ini, saya terpaksa menjual perhiasan emas milik istri," ujarnya.

Penjualan emas dilakukan karena uang simpanan sudah habis, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta membayar rekening listrik dan air tidak ada jalan lain kecuali menjual barang.

Baca juga: Emas jatuh 19,2 dolar, penurunan hari ke 5 akibat perdagangan teknikal

Baca juga: Emas turun untuk hari keempat di tengah berita obat eksperimental


Kondisi ini diharapkan bisa segera berakhir sehingga usahanya dan aktivitas warga Palembang berjalan normal kembali, ujarnya.

Sementara Riko salah seorang pedagang emas di Palembang menjelaskan bahawa dalam kondisi sulit sekarang ini warga yang berkunjung ke tokonya lebih banyak menjual dari pada yang membeli emas.

Warga memanfaatkan momentum sekarang ini menjual emas didukung juga kondisi harga emas cukup tinggi.

Harga perhiasan emas kadar 24 karat berada pada angka Rp4,5 juta per suku setara 6,7 gram, padahal sebelumnya berada pada posisi harga 4,2 juta per suku, ujar pedagang emas.*

Baca juga: Emas berjangka turun 23,4 dolar AS, terimbas kejatuhan harga minyak

Baca juga: Emas turun untuk hari ketiga, tertekan rencana AS buka kembali ekonomi

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020