Kalau dilintasi kendaraan roda empat sementara belum bisa, kecuali roda dua. Akan tetapi jika sudah dibersihkan, kemungkinan sudah kembali lancar
Meulaboh (ANTARA) - Ruas jalan antar kabupaten di lintasan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat-Geumpang, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh hingga Senin dini hari masih sulit dilintasi karena tertimbun longsor tebing gunung.

Kondisi ini terjadi akibat guyuran hujan lebat yang melanda daerah ini sejak beberapa hari terakhir, sehingga menyebabkan akses transportasi melalui kawasan Gunung Bukit Barisan Aceh tersebut terganggu.

Baca juga: Camat sebut ada 37 makam di TPU Cikutra Bandung tergerus longsor

“Sampai saat ini masih terus diupayakan dilakukan pembersihan menggunakan satu unit alat berat yang didatangkan ke lokasi longsor dari Aceh Barat, kita upayakan hari ini sudah bisa dilintasi,” kata Sekretaris Camat Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat Erdi Adnan, Senin.

Menurutnya, lokasi titik longsor tersebut berada di kawasan perbatasan antara Kabupaten Aceh Barat-Kabupaten Pidie, Aceh atau sekitar satu kilometer lebih dari kawasan Gunung Aneuk Manyak Aceh Barat ke arah Geumpang Pidie.

Baca juga: Makam longsor akibatkan jenazah hanyut ke sungai di Bandung

“Kalau dari lokasi peta perbatasan, lokasi longsornya sudah masuk ke arah Kabupaten Pidie,” kata Erdi Adnan menambahkan.

Meski pun demikian, pembersihan menggunakan satu unit alat berat tetap dilakukan agar akses transportasi masyarakat antar kabupaten melalui jalur alternatif tersebut dapat segera lancar.

Baca juga: Bantar sungai longsor, puluhan makam di TPU Cikutra Bandung rusak

Ia juga menjelaskan, longsor tersebut sudah terjadi sejak Sabtu (2/5) petang.

Namun karena sampai Minggu malam belum terlihat adanya upaya pembersihan, kemudian didatangkan satu unit alat berat ke lokasi dari Kabupaten Aceh Barat, dengan harapan akses tersebut dapat terbuka kembali.

“Kalau dilintasi kendaraan roda empat sementara belum bisa, kecuali roda dua. Akan tetapi jika sudah dibersihkan, kemungkinan sudah kembali lancar,” katanya.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020