Investasi berbasis ESG diminati karena kebijakan berbasis ESG memiliki manajemen risiko yang baik
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan investasi PT Syailendra Capital optimistis reksa dana berbasis lingkungan, sosial dan good governance (ESG) yang baru saja diluncurkan, Reksa Dana Indeks Syailendra ETF,  dapat menjadi alternatif investasi yang menarik di bursa.

Reksa dana dengan kode ETF XSMU itu adalah reksa dana indeks yang berisi saham-saham perusahaan dengan bobot Environment, Social & Good governance (ESG) dan pemeringkatan emiten yang terpilih mengacu pada indeks MSCI Indonesia ESG Universal.

"Investasi berbasis ESG diminati karena kebijakan berbasis ESG memiliki manajemen risiko yang baik, sehingga menghasilkan valuasi yang bersaing dengan struktur keuangan yang sehat," kata CEO Syailendra Capital Fajar R Hidajat saat peluncuran reksa dana secara virtual di Jakarta, Selasa.

Secara global, tren investasi berbasis ESG terus meningkat. Sejak 2012, total dana kelolaan untuk investasi berbasis ESG telah meningkat sebesar 138 persen atau 13 triliun dolar AS.

Jika mengacu pada historis, total dana kelolaan global untuk ESG fund bisa mencapai 41 triliun dolar AS pada 2020.

Berdasarkan data, hanya 31,83 persen dari reksa dana saham Indonesia yang berhasil mengungguli IHSG di 2019. Tren itu telah muncul sejak 2010, dimana reksa dana yang dikelola secara aktif ternyata mengalami performa yang "underperform" jika dibandingkan dengan IHSG.

Secara global, ETF atau exchange traded fund sedang diminati karena terjadi peningkatan sebesar 35,39 persen secara rata-rata dari Desember 2014 hingga Desember 2019. Tingginya angka tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata investasi (CAGR) tersebut bukannya tanpa alasan.

Reksa dana ETF memiliki beberapa keuntungan yaitu harga yang transparan, sehingga menjadi tradeable   tanpa harus diperjualbelikan. Investor tidak perlu menunggu Nilai Aktiva Bersih (NAB) hari berikutnya untuk memutuskan penjualan. Ketentuan mengenai ETF pun sudah diatur dalam POJK nomor 49 tahun 2015.

Reksa dana ETF menggunakan indeks acuan dari MSCI, sebagai penyedia indeks terkemuka di dunia.

Sampai saat ini, MSCI memiliki lebih dari 220 staf untuk ESG secara global dengan lebih dari 230 underlying data points yang terstandardisasi.

"Indeks yang dipilih adalah MSCI Indonesia ESG Universal Index yang berisi 26 saham dari 10 sektor, sehingga secara keseluruhan cukup terdiversifikasi," ujar Fajar.

Reksa dana indeks adalah reksa dana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.

Reksa dana indeks mirip seperti reksa dana terbuka, yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari bursa.

Baca juga: Kinerja reksa dana sepekan catat imbal hasil positif
Baca juga: Dana kelolaan industri reksa dana turun 9,76 persen pada Maret 2020
Baca juga: Reksa dana terproteksi paling banyak diterbitkan di tengah COVID-19

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020