Rekomendasi yang diberikan adalah agar pemerintah dapat membagi fokus penanganan pandemi COVID-19 dari sisi ekonomi menjadi dua periode utama
Depok (ANTARA) - Tim Ahli Policy Brief Bidang Ekonomi di bawah naungan Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia (DISTP UI) merumuskan sebuah policy brief dengan tajuk “Kebijakan Ekonomi di Tengah Pandemi COVID-19: Selamatkan Nyawa, Minimalisasi Resesi.”

"Rekomendasi yang diberikan adalah agar pemerintah dapat membagi fokus penanganan pandemi COVID-19 dari sisi ekonomi menjadi dua periode utama yaitu periode jangka pendek dan mendesak (emergency response: disaster relief process, lives first) dan periode jangka menengah (minimize recession)," kata Rektor UI Prof Ari Kuncoro dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Menurut dia pada periode jangka pendek dan mendesak, pemerintah harus fokus pada upaya menekan korban jiwa dari wabah COVID-19 dengan penekanan pada stimulus sektor kesehatan dan bantuan kesejahteraan bagi rakyat yang terdampak.

Pemerintah perlu mempertimbangkan penyediaan kebijakan asuransi sosial untuk kelompok yang paling rentan atau untuk semua masyarakat.

Selain itu, Tim Ahli UI juga merekomendasikan bahwa kelompok kelas menengah yang vulnerable perlu mendapat perhatian khusus setelah kelompok paling rentan karena akan mulai terdampak jika pandemi terjadi semakin panjang.

Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen pada triwulan I 2020

Ia mengatakan pemerintah juga direkomendasikan untuk memberikan perhatian khusus kepada industri yang memiliki kesulitan untuk membayar kredit/cicilan khususnya UMKM dan industri yang terkena dampak paling besar dari tidak berjalannya perekonomian.

Pada sektor perbankan juga akan menghadapi masalah likuiditas dan kredit macet. Bank Sentral bisa membeli surat utang pemerintah yang dapat menurunkan suku bunga.

Lebih lanjut, kata dia, rekomendasi berikutnya adalah pemerintah diharapkan dapat memberikan tekanan yang cukup kepada para lembaga donor internasional untuk membuka berbagai keran pembiayaan, baik yang bersifat normal maupun mendesak.

Selain itu, pemerintah juga dapat merelokasi anggaran yang sebelumnya dipersiapkan untuk pembangunan ibukota negara yang akan memakan biaya yang sangat besar.

Baca juga: Airlangga: Pertumbuhan ekonomi kuartal I sesuai prediksi pemerintah

Pada kebijakan jangka menengah, Tim Ahli UI merekomendasikan agar fokus pada proses meminimalkan resesi pasca-pandemi ketika perekonomian mengalami double hit dari dalam dan luar negeri, tidak hanya di sisi fiskal.

"Dalam proses pemulihan jangka menengah, fokus kebijakan ada pada pengurangan tekanan dari sisi penawaran. Sejumlah usulan kebijakan jangka menengah di antaranya, memastikan dunia usaha untuk langsung beroperasi, menjaga kesinambungan sektor logistik dan mendorong kemandirian industri alat kesehatan menjadi kunci," jelas rektor.

Selanjutnya, menjaga kesinambungan sektor pangan, makanan dan minuman.  Kemudian, pemerintah mampu memastikan terciptanya penguatan industri dalam negeri terutama industri alat kesehatan. Fokus kebijakan jangka menengah selanjutnya yang dapat diambil oleh pemerintah adalah upaya pemulihan agregate demand.

Selain itu, pemerintah harus memberi stimulus kepada rumah tangga untuk mengonsumsi barang manufaktur, dan sektor jasa seperti restoran, hotel dan pariwisata serta angkutan dan penerbangan.

Baca juga: Stok beras hingga akhir tahun diprediksi capai 4,7 juta ton


 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020